Menuju konten utama

Update Banjir Jabar Tengah 2024: Bandung, Cianjur, & Sukabumi

Simak informasi terbaru mengenai bencana banjir di Jabar Tengah 2024 meliputi Bandung, Cianjur, dan Sukabumi.

Update Banjir Jabar Tengah 2024: Bandung, Cianjur, & Sukabumi
Ilustrasi Banjir. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Update banjir Jabar Tengah 2024 meliputi Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Sukabumi, perlu disimak oleh masyarakat sekitar agar memastikan tetap waspada dengan status terkini bencana banjir yang melanda daerah tersebut.

Diskominfo Kota Bandung pada Minggu, 10 November 2024, mengimbau masyarakat untuk waspada lantaran daerah tersebut sudah memasuki musim penghujan. Curah hujan yang tinggi di bulan November dapat meningkatkan risiko bencana banjir.

Maka itu, masyarakat diminta untuk selalu memantau informasi mengenai banjir di lingkungan terdekat melalui media terpercaya secara berkala. Tidak kalah penting, masyarakat juga harus memahami langkah evakuasi yang tepat jika terjadi banjir.

Update Banjir Jabar Tengah 2024

Pemerintah daerah di Jabar Tengah meliputi, Kabupaten Sukabumi, Cianjur, dan Bandung, menyampaikan kepada publik update terkini bencana banjir di daerah tersebut. Simak informasi terbarunya berikut ini.

1. Sukabumi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, menyebutkan bahwa terdapat 12 desa di 11 kecamatan di Kabupaten Sukabumi Jabar dilanda bencana hidrometeorologi yaitu tanah longsor dan angin kencang.

"Tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini, hanya saja sebanyak 14 kepala keluarga atau 42 jiwa terdampak bencana," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdaops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, Senin (11/11/2024) dikutip Antara.

BPBD Kabupaten Sukabumi juga merilis lokasi bencana tanah longsor dan angin kencang tersebut secara rinci, meliputi:

Tanah Longsor

  1. Kampung Nyalindung, RT 03/04, Desa/Kecamatan Cicurug;
  2. Kampung Warungceuri, RT 14/6, Desa Pondokkaso Landeuh, Kecamatan Parugkuda;
  3. Kampung Cirampo, RT 43/9, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah;
  4. Kampung Babakangobang, RT 4/5, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar;
  5. Kampung Ancol, RT 04/03, Desa Citamiang, Kecamatan Purabaya;
  6. Kampung Babakanpeundeuy, RT 03/03, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu.

Angin Kencang

  1. Kampung Tangkil, RT 01/05, Desa Lebaksari, Kecamatan Parakansalak;
  2. Kampung Sekarwangi, RT 04/17, Kelurahan/Kecamatan Cibadak;
  3. Kampung Manggu, Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang;
  4. Kampung CIhanjawar, RT 01/07, Desa Pangkalan, Kecamatan Cikidang;
  5. Kampung Cikadu, RT 02/07, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh;
  6. Kampung Cigadog, RT 06/02, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan.
Meski tidak menelan korban jiwa, tapi bencana tersebut menyebabkan empat unit rumah rusak sedang, delapan unit rumah rusak ringan, dan delapan unit rumah terancam. Selain itu, satu unit sekolah rusak dan empat unit tembok penahan tanah ambruk.

Bencana dipicu oleh hujan deras disertai angin kencang yang melanda daerah tersebut mulai dari pagi hingga menjelang malam hari. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, sebab menurut prakiraan BMKG, hujan deras disertai angin kencang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.

2. Cianjur

Dalam beberapa hari belakangan, sejumlah kecamatan di Cianjur mengalami bencana banjir dan tanah longsor. Untuk itu, Pemkab Cianjur, menetapkan status siaga bencana selama lima bulan ke depan.

Kepala BPBD Cianjur, Asep Sukma Wijaya, menjelaskan bahwa status siaga tersebut ditetapkan berdasarkan informasi dari BMKG, yang menyebut bahwa curah hujan tinggi akan melanda daerah tersebut hingga awal 2025.

"Tingginya curah hujan selama beberapa hari terakhir menyebabkan bencana alam longsor dn banjir di sejumlah kecamatan di Cianjur, sehingga Pemkab Cianjur menetapkan status siaga bencana sampai bulan Maret 2025," kata Asep Senin (11/11/2024) dikutip Antara.

Asep Sukma menjelaskan pihaknya telah menyiagakan 1.800 Relawan Tangguh Bencana (Retana) di seluruh desa dan kecamatan di Cianjur. Retana akan melakukan pengawasan dan memberikan laporan terkait situasi di wilayah masing-masing.

Retana juga memiliki fungsi untuk memandu evakuasi apabila bencana terjadi. Tidak hanya itu, mereka juga membantu untuk mengimbau masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera mengungsi.

Asep menambahkan, masyarakat untuk jeli memperhatikan tanda alam. Apabila hujan turun lebat lebih dari dua jam, masyarakat yang tinggal di sekitar sungai dan tebing diharapkan segera mengungsi.

3. Bandung

Pemkab Bandung, menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi yakni bencana banjir, longsor, dan angin kencang selama satu pekan yakni mulai tanggal 7 hingga 14 November 2024.

“Penetapan status tanggap darurat ini diperlukan karena bencana ini sudah memenuhi unsur-unsur yang mengganggu kehidupan dan penghidupan warga,” kata Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska, Jumat (8/11/2024) dikutip Antara.

Uka mengatakan, penetapan status tanggap darurat tersebut diharapkan dapat mempercepat penanganan bencana. Ini dilakukan agar masyarakat bisa segera pulih dan mengembalikan situasi seperti semula.

Pihaknya juga mendirikan posko tanggap darurat untuk memfasilitasi bantuan logistik kepada masyarakat yang terdampak.

Uka menyebut bahawa bencana banjir di Kabupaten Bandung terjadi di empat kecamatan yakni Kecamatan Banjaran, Arjasari, Pameungpeuk, dan Cangkuang. Sementara itu, dua kecamatan lainnya yakni Rancabali dan Pasirjambu dilanda tanah longsor.

Kemudian, empat kecamatan juga sempat mengalami bencana angin kencang yaitu Kecamatan Pameungpeuk, Rancabali, dan Pasirjambu.

BPBD Kabupaten Bandung mencatat, untuk sementara, total masyarakat yang terdampak sekitar 3.567 Kepala Keluarga (KK) mencakup lebih dari 10.000 jiwa.

Baca juga artikel terkait TRENDING TOPIC atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Edusains
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Beni Jo