tirto.id - Ulang Tahun Jogja 2022 akan diperingati dengan berbagai rangkaian acara dan perlombaan. Sebagaimana kita tahu, setiap tanggal 7 Oktober diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Yogyakarta.
Ulang tahun Kota Jogja tathun 2022 ini, Jogja merayakan usianya yang ke-266 tahun.
Berdasarkan sejarahnya, berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada Tanggal 13 Februari 1755 yang ditandatangani Kompeni Belanda. Sebagaimana dikutip laman Kota Jogja, perjanjian ini ditandatangani Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel.
Isi Perjanjian Giyanti menyatakan, Negara Mataram dibagi dua, yaitu setengah masih menjadi Hak Kerajaan Surakarta, setengah lagi menjadi Hak Pangeran Mangkubumi.
Dalam perjanjian itu pula Pengeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah.
Perjanjian Giyanti amat mempengaruhi jalannya sejarah peradaban Jawa. Isi perjanjian yang juga melibatkan Belanda atau VOC ini telah membelah wilayah Mataram Islam yang memunculkan dua kerajaan, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat.
Dikutip dari buku berjudul Sejarah Kanjeng Sultan Hamengku Buwono IX (2006) yang ditulis Purwadi, Perjanjian Giyanti disebut pula dengan Babad Palihan Negari yang ditandatangani tanggal 13 Februari 1755 di Dukuh Kerten, Desa Jantiharjo, dekat Karanganyar, Jawa Tengah.
Berdasarkan Perjanjian Giyanti, wilayah milik Mataram di sebelah timur Sungai Opak (yang mengalir dekat Candi Prambanan) dikuasai oleh Susuhunan Pakubuwana III, penguasa Kasunanan Surakarta.
Sedangkan yang wilayah yang berada di sebelah barat Sungai Opak menjadi kepunyaan Kasunanan Yogyakarta yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengkubuwana I.
Tema dan Logo HUT Jogja 2022
Tema HUT ke-266 Kota Yogyakarta di 2022 ini adalah 'Sulih Luwih Pulih’. Arti tema ulang tahun Jogja 2022 ini menggambarkan kondisi Kota Yogyakarta yang bisa memulihkan diri sendiri, dan menjadi momentum kebangkitan pascapandemi Covid-19.
Sulih artinya berpindah dan beradaptasi dalam keadaan baru yang lebih baik. Pulih berarti sembuh, dan Luwih berarti berkembang menjadi lebih baik. Jadi, makna tema sulih pulih luwih menggambarkan kondisi Kota Yogyakarta saat ini yang berhasil melewati pandemi dengan fase lebih baik.
Pemkot Yogyakarta juga meluncurkan Logo HUT 266 Kota Yogyakarta. Logo HUT 266 Kota Yogyakarta tahun ini berupa gunungan yang terdiri dari beberapa elemen, yakni motif flora hijau, motif lengkung emas, ornamen umplak joglo, lengkung emas, ulir tugu, dan ekor garuda.
Elemen-elemen dalam logo ultah Jogja ini mewakili berbagai unsur yang menjadi pondasi dalam pembangunan di Kota Yogyakarta. Secara filosofis, hal tersebut menunjukkan bahwa cita-cita pembangunan Kota Yogyakarta hanya dapat diwujudkan dengan kemanunggalan antara pemimpin dan masyarakat.
Editor: Iswara N Raditya