tirto.id - Perayaan Imlek biasanya dirayakan oleh etnis Tionghoa dengan berbagai tradisi di sejumlah negara.
Melansir dari, SBS.com, tidak hanya etnis Tionghoa saja, sekarang masyarakat umum juga bisa ikut dalam perayaannya.
Berikut ini rangkuman beberapa negara yang merayakan imlek dan tradisi di setiap negara.
Negara-negara yang Merayakan Imlek dan Tradisinya
1. Cina
Hari Raya Imlek di Cina menjadi perayaan yang paling penting bagi masyarakatnya untuk menghormati para leluhur dan berkumpul bersama keluarga.
Masyarakat Cina biasanya melakukan tradisi seperti makan malam bersama dan dianggap sebagai salah satu momen terpenting selama setahun.
Kantung merah atau yang kita sebut angpau juga menjadi salah satu tradisi sebagai hadiah berisi uang yang dipertukarkan.
Dalam tren baru, kini warga Cina menggunakan platform digital sebagai sarana untuk memberikan angpau tersebut. Di Cina, hari ke-15 bulan lunar menjadi akhir dari tradisi perayaan imlek.
2. Vietnam
Perayaan Imlek di Vietnam dikenal dengan "Tet" yang dirayakan antara akhir Januari atau awal Februari menurut kalender lunar.
Perayaan ini melambangkan Harapan keberuntungan dan awal yang baru di tahun mendatang dengan makanannya Mam Ngu Qua (nampan lima buah), bunga dan tanaman seperti pohon persik berbunga.
Perayaan umumnya berlangsung selama 3 hari bahkan sampai seminggu, yang biasanya dilakukan dengan makan dan minum mut (buah manisan), banh chung (kue persegi yang terbuat dari beras ketan diisi dengan kacang-kacangan dan babi), dan mang (sup rebus rebung dan babi).
3. Korea Selatan
Korea merayakan Imlek dengan sebutan Seollal. Masyarakat di Korea biasanya merayakan Seollal untuk menghargai tradisi budaya dan kuliner Korea seperti menggunakan Hanbok (pakaian tradisional), melakukan ritual leluhur, memainkan permainan tradisional, dan mendengarkan cerita rakyat kuno.
Perayaan ini juga digunakan untuk berkumpul bersama keluarga dan teman yang bisa dinikmati dengan makanan khas yang biasa ada selama Seollal yaitu Tteokguk (sup kue beras), Galbi Jjim (iga pendek yang direbus) dan Jeon (pancake Korea).
4. Filipina
Imlek biasanya hanya dirayakan oleh orang-orang beretnis Tionghoa di Filipina. Ada tradisi yang berkembang di warga Filipina pada umumnya yaitu memberikan kue bulan dan kue beras Tahun Baru (tikoy).
Saat malam perayaan imlek, umumnya akan ada pesta kembang api di tiap pecinan dan barongsai di pusat perbelanjaan.
5. Indonesia
Etnis Tionghoa di Indonesia biasanya merayakan Imlek dengan berbagai ritual. Salah satu yang paling mencolok adalah dekorasi serba merah dan juga atraksi barongsai.
Sama dengan negara lain, angpau juga menjadi tradisi yang masih berlangsung hingga saat ini. Orang Tionghoa biasanya makan bersama keluarga, dengan berbagai sajian khas, termasuk kue keranjang.
Selain warna merah, Imlek di Indonesia juga identik dengan hujan. Etnis Tionghoa biasanya mengharapkan datangnya hujan tepat di hari imlek, karena dipercaya bisa membawa rejeki dan berkah.
Hidangan Khas Imlek
Sementara itu, merayakan Imlek tidak lepas dari ritual makan bersama. Menu yang dihadirkan pun tidak boleh sembarangan karena setiap hidangan memiliki doa dan harapan.
Dikutip dari Antara, terdapat sejumlah makanan yang wajib hadir dalam perayaan Imlek, dan berikut ini di antaranya:
1. Siu mie
Siu mie atau mi goreng wajib hadir dalam perayaan Imlek. Sebab mie ini memiliki makna panjang umur, kebahagiaan dan rejeki yang berlimpah. Mie ini juga harus disantap secara utuh hingga bagian paling ujung dari mie.
2. Ikan bandeng
Menu ini dianggap dapat membawa rejeki dan bisnis yang lancar. Ikan pun harus disajikan secara utuh.
Kepala ikan harus diarahkan ke tamu terhormat atau orangtua yang berarti menunjukkan rasa hormat. Para anggota keluarga lainnya baru bisa menyantap ikan ini setelah orang yang menghadap ke arah kepala ikan sudah mulai makan.
3. Bebek panggang
Bebek panggang merupakan simbol dari kemakmuran. Dengan menyantap hidangan ini diharapkan bisa semakmur para raja.
4. Jiaozi
Mirip seperti dim sum, menu ini merupakan hidangan khas Imlek untuk keluarga. Jiaozi memiliki makna akan harapan pada rejeki yang melimpah dan kerukunan di dalam keluarga.
5. Yu Sheng
Menu ini merupakan salad yang berisi sayur, ikan, buah dan mie. Maknanya adalah memiliki keberuntungan di tahun yang baru.
Cara memakannya adalah setiap anggota keluarga memegang sumpit masing-masing. Pada hitungan ketiga, salad diaduk secara bersamaan. Semakin tinggi adukan maka akan semakin baik.
6. Manisan
Manisan biasanya disajikan dalam kotak atau tempat berbentuk persegi delapan. Kehadiran manisan ini memiliki makna seperti manisan biji teratai yang melambangkan kesuburan dan manisan leci sebagai lambang keluarga yang kuat.
7. Kue keranjang
Kue keranjang adalah hidangan yang paling populer saat Imlek. Kue ini melambangkan harapan keluarga yang selalu rukun dan sejahtera.
Biasanya kue ini disusun secara bertingkat dari ukuran yang paling besar hingga terkecil. Ini melambangkan rejeki dan kemakmuran yang meningkat.
8. Telur rebus dalam teh
Menu ini merupakan telur yang direbus dengan bumbu kecap asin, rempah-rempah dan daun teh. Teh telur memiliki rasa yang unik dan merupakan lambang dari kesuburan.
9. Jeruk santang
Setiap perayaan Imlek selalu ada jeruk yang disajikan. Ini melambangkan kemakmuran dan rejeki yang selalu bertumbuh. Biasanya jeruk disajikan lengkap dengan daunnya sebagai simbol dari kehidupan dan kesejahteraan.
10. Kue mangkuk
Kue mangkuk juga selalu ada dalam hidangan Imlek. Kue ini biasanya diletakkan pada bagian puncak susunan kue keranjang dan dibuat dengan warna merah. Kue ini melambangkan rejeki yang berkembang.
11. Kue lapis legit
Lapis legit memang bisa dijumpai pada hari-hari biasa. Namun, kue ini memiliki makna khusus yakni rejeki yang berlapis-lapis sehingga dianggap bisa membawa keberuntungan.
12. Sup delapan bentuk
Hidangan ini terdiri dari delapan bahan dasar yakni teripang, jamur tungku, ikan, udang, perut ikan, kerang kering, abalone, jamur hitam, kacang ginko, serta biji lotus.
Sup delapan bentuk memiliki harapan agar bisnis atau usaha mampu berkembang lebih cepat di tahun baru.
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Ibnu Azis