Menuju konten utama
Imlek 2022

Mengapa Tahun Baru Imlek Identik dengan Tarian Barongsai?

Tahun Baru Imlek biasanya identik dengan tarian Barongsai, apa maknanya?

Mengapa Tahun Baru Imlek Identik dengan Tarian Barongsai?
Pengunjung menyaksikan atraksi kelompok bnarongsai Naga Merah Putih di Mal BTM, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/1/2022).ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/tom.

tirto.id - Barongsai adalah bentuk tarian tradisional dalam budaya Tiongkok dan negara-negara Asia lainnya.

Para pemain Barongsai biasanya meniru gerakan singa (lion dance) dalam kostum singa untuk membawa keberuntungan.

Ada juga yang melakukan gerakan ibarat sebagai naga dengan meliuk-liuk dalam kostum naga untuk membawa keberuntungan.

Tarian Barongsai biasanya dilakukan selama Tahun Baru Imlek dan festival tradisional, budaya, dan keagamaan Tiongkok lainnya.

Tarian Barongsai juga dapat dilakukan pada acara-acara penting seperti acara pembukaan bisnis, perayaan khusus atau upacara pernikahan, atau dapat digunakan untuk menghormati tamu istimewa oleh komunitas Tionghoa.

Tarian singa Cina biasanya dioperasikan oleh dua penari, salah satunya memanipulasi kepala, sementara yang lain membentuk bagian belakang singa dengan diiringi ketukan gendang yang kuat.

Hal ini dapat dibedakan dari tarian naga yang dilakukan oleh banyak orang yang memegang tubuh naga yang berliku-liku panjang pada tiang.

Makna Tarian Barongsai saat Imlek

Dilansir laman China Highlights, dalam budaya Cina, singa melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan keunggulan.

Orang-orang melakukan tarian singa Barongsai di festival Cina atau acara-acara besar bertujuan untuk membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat.

Tarian singa Barongsai adalah salah satu tradisi terpenting di Tahun Baru Imlek. Hal ini dilakukan untuk membawa kemakmuran dan keberuntungan untuk tahun mendatang.

Barongsai juga merupakan salah satu cara untuk menciptakan suasana yang meriah dan membawa kebahagiaan.

Asal-Usul dan Sejarah Tarian Barongsai

Tarian singa Barongsai memiliki sejarah panjang di Tiongkok yang bermula dari ribuan tahun yang lalu.

Pada Dinasti Tang (618-907), Barongsai dilakukan dalam kelompok lima singa dengan warna berbeda.

Setiap singa diikuti oleh dua belas pria yang mengenakan kostum warna-warni, dengan pita merah melingkari dahi dan kuas berwarna merah di tangan.

Orang-orang ini disebut "manusia singa" dan mereka menari dengan tempo mengikuti musik yang disebut melodi Taipin.

Dalam budaya tradisional Tiongkok, singa, seperti naga Tiongkok, hanyalah binatang yang ada dalam mitos, dan tidak ada singa yang sebenarnya di Tiongkok.

Sebelum Dinasti Han (202 SM–220 M), hanya beberapa singa yang mencapai Dataran Tengah dari wilayah barat Tiongkok kuno (sekarang Xinjiang), karena perdagangan Jalur Sutra.

Selama lebih dari 1.000 tahun perkembangannya, Barongsai telah berkembang menjadi dua genre utama, yakni Tarian Singa Utara dan Tarian Singa Selatan.

Hingga saat ini, Barongsai terus menjadi pertunjukan yang populer di kalangan masyarakat, untuk mendoakan keberuntungan, khususnya pada Tahun Baru Imlek, selama Festival Musim Semi atau perayaan lainnya.

Tarian singa Barongsai adalah contoh yang sangat baik dari budaya rakyat Tiongkok, yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan imigrasi Tiongkok.

Orang Tionghoa perantauan di Eropa, Amerika, dll. telah mendirikan banyak klub Barongsai, tampil di festival Tionghoa atau acara-acara besar, khususnya Tahun Baru Imlek.

Baca juga artikel terkait TARIAN BARONGSAI atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Yantina Debora