Menuju konten utama

Tirto.id Selenggarakan FGD Bahas Target Ekonomi Prabowo-Gibran

Indonesia mungkin mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan. Namun, perlu ada pemenuhan beberapa aspek lebih dulu.

Tirto.id Selenggarakan FGD Bahas Target Ekonomi Prabowo-Gibran
FGD Tirto Membedah Target Ekonomi Prabowo Gibran

tirto.id - Berkolaborasi dengan Pranadipta Consulting, Tirto.id menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Membedah Realitas di Balik Target Ekonomi Prabowo-Gibran” di Hotel Grandhika Iskandarsyah, Jakarta Selatan, Selasa (13/8).

Forum diskusi ini menghadirkan keynote speaker dari Ketua DPP Partai Gerindra, Dirgayuza Setiawan; teknokrat Indonesia & mantan Deputi Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah; dan ekonom senior Indonesia Financial Group (IFG) & peneliti Sekolah Kajian dan Strategis Global Universitas Indonesia, Ibrahim Kholilul Rohman, serta panelis yang berasal dari lebih duapuluh institusi terkait.

“Kami berharap kita dapat sama-sama menggali lebih dalam tentang tips dan trik mengoptimalkan pendapatan negara, utang negara, dan pengelolaan negara,” tutur Direktur Utama Pranadipta Consulting, Boma Samihardjo.

Pemimpin Redaksi Tirto.id, Rachmadin Ismail, menyebutkan bahwa penyelenggaraan FGD ini merupakan salah satu kebaruan berbasis riset yang tengah dikembangkan sebagai acuan mengawal pemerintahan mendatang.

“Esensi dan diskusi hari ini adalah bagaimana nanti kami bisa membantu dan mengawal, sekaligus mengkritisi bila ada hal-hal yang tidak sejalan dengan yang kita harapkan,” terang Rachmadin.

Membedah Target Ekonomi 8 Persen

Isu besar dalam forum diskusi ini adalah rencana calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo-Gibran, yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Dirgayuza, selaku bagian dari Tim Khusus Prabowo-Gibran, menyebut target ini berlandaskan upaya agar tidak jatuh dalam middle income trap, seperti Thailand.

“Thailand sudah resmi masuk middle income class,” ujar Dirgayuza.

Dirgayuza menjelaskan bahwa Indonesia memiliki waktu yang sangat singkat untuk tumbuh sekian persen, seperti yang ditargetkan.

“Kenapa Pak Prabowo pasang angka 8 persen? Karena kalau kita tidak segera tumbuh di 8 persen, kita akan selamanya menjadi negara middle income,” imbuhnya.

Ia menyebut target tersebut sebagai langkah menuju pertumbuhan ekonomi untuk mengejar angka kemiskinan ekstrem di 0 persen dan angka kemiskinan nasional di bawah 6 persen.

“Dari rencana kerja pemerintah, kita punya 320 Program Asta Cita, 17 program prioritas dan 8 program terbaik hasil cepat, yang mau Pak Prabowo kerjakan. Dari setiap program ini, kita berpikir berdasarkan peta tantangan saat ini, desain program dan contohnya,” tambahnya.

Berbagai pakar memiliki pandangan yang berbeda terkait target optimis pertumbuhan ekonomi Paslon terpilih, tetapi sebagian percaya bahwa Indonesia memiliki potensi terhadap pertumbuhan ini dengan strategi yang tepat.

“Saya baca World Bank mengatakan Indonesia baru butuh 70 tahun untuk mencapai a quarter of the standard of living in United States, tapi if you are consistent of achieving at least 8 percent per annum, kita bisa sama dengan Amerika itu 1,9 persen, Indonesia 2 persen. Kalau kita 8 persen, kira-kira kita akan sama dengan Amerika dalam 45 tahun,” terang Edwin.

Edwin menambahkan bahwa perdebatan mengenai kemampuan atau ketidakmampuan Indonesia hanya akan meninggalkan Indonesia di belakang.

“Kalau kita debat realita, mungkin atau tidak, then we’re not going to achieve that. Tapi kalau kita menerima, then we’re walking forward to that direction,” pungkasnya.

Ibrahim, selaku ekonom senior, menjelaskan bahwa memungkinkan bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan. Namun, perlu ada pemenuhan beberapa aspek lebih dulu.

“Saya setuju bahwa kita tidak lagi berpikir apakah ini realistis atau tidak, tapi kita juga harus berpikir untuk mencapai itu. Bagaimana menggerakan A, K, L, S bersama-sama? Dan membagi peran antara pemerintah, swasta, dan segala teknologi lain yang tidak selalu mudah,” terangnya.

Keberlanjutan Program Perlu Peningkatan

Panelis representasi dari Panasonic Global Group, Tommy, mendesak peningkatan realitas di lapangan diimbangi dengan target yang dicita-citakan pemerintah.

“Kebijakan sangat mendukung, tetapi orkestrasinya sangat tinggi sehingga sering kali tumpang tindih di lapangan. Kemudian, perlu tata ulang dalam kementerian dan lembaga agar industri dalam negeri betul-betul dirawat,” ujarnya.

Tommy menambahkan bahwa Indonesia memang berpotensi dalam pertumbuhan ekonomi 8 persen, salah satunya dengan hilirisasi untuk produksi bahan baterai EV, tetapi yang dibutuhkan Indonesia lebih dari itu. “Pemerintah perlu merawat investasi yang ada. Tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga suprastruktur.”

Diskusi panelis juga mengangkat evaluasi untuk pemerintah dari sektor lingkungan yang bersinggungan dengan perekonomian. Kurnadi, dari Koalisi Masyarakat Sipil, memastikan pemerintah memberi perhatian terhadap lingkungan ke depannya.

“Bukan bermaksud membenturkan soal ekonomi dan lingkungan, tapi secara nasional dan global, kita juga fokus pada problem perubahan iklim. Bagaimana sikap terkait target dengan isu lingkungan?” tuntut Kurnadi.

Untuk itu, Dirgayuza memastikan lingkungan telah menjadi aspek yang dipertimbangkan Paslon terpilih dan timnya. Karenanya, ia mengimbau panelis yang hadir untuk bersama-sama bergerak dalam pertimbangan dan pelaksanaan kebijakan selanjutnya.

“Seperti tagline Pak Prabowo yang menambahkan ‘bersama’ dalam Indonesia maju, kita harus bersama, berkolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk mewujudkan target ekonomi 8 persen,” tandasnya.

Baca juga artikel terkait PRABOWO atau tulisan lainnya dari Shofiatunnisa Azizah

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Shofiatunnisa Azizah
Editor: Nuran Wibisono