tirto.id - Tidur di lantai menjadi kebiasaan banyak orang ketika cuaca terasa panas. Sensasi dingin dari lantai, membuat beberapa orang merasa lega dan membuat tidur lebih nyenyak.
Dilansir Healthline, di beberapa negara tidur di lantai dipercaya memiliki banyak manfaat, seperti mampu mengobati linu punggung dan memperbaiki postur tubuh karena permukaannya yang keras.
Namun, kebiasaan tidur di lantai memiliki dampak negatif menurut sebuah studi tahun 2003 yang diterbitkan dalam The Lancet. Para peneliti menemukan, tidur di permukaan yang lebih keras dan kencang bisa menyebabkan nyeri punggung.
Efek buruk lainnya juga bisa saja berlaku pada orang tua dan orang yang memiliki alergi debu. Tidur di lantai akan menyebabkan mereka bersin, pilek, mata merah, dan gatal-gatal.
Namun The Sleep Jugjemenjelaskan masalah-masalah tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan menerapkan cara tidur yang benar. Berikut beberapa caranya:
- Temukan ruang di lantai yang baik untuk berbaring dan bersih.
- Tempatkan selimut, tikar, atau kasur tipis di lantai. Salah satu tikar yang bisa digunakan dan sudah terbukti nyaman adalah tatami, tikar orang Jepang. Orang Jepang telah menggunakan tikar ini selama lebih dari 1200 tahun sebagai alas tidur. Ukurannya sangat beragam, dari tebal beberapa inci hingga hampir seukuran kasur.
- Tambahkan bantal tipis. Tidak disarankan untuk menumpuk bantal, yang dapat membuat leher tegang.
- Saat berbaring, bereksperimenlah dengan berbagai posisi untuk mencari kenyamanan.
- Pakailah bantal tambahan. Selain untuk kepala, pakailah bantal ekstra untuk membantu posisi tubuh. Jika tengkurap, letakkan bantal di bawah lutut. Saat telentang letakkan bantal di bawah punggung. Untuk tidur menyamping, letakkan atau apit bantal di antara kedua lutut.
- Untuk kenyamanan, cobalah tidur siang sebentar terlebih dahulu, alih-alih dalam waktu yang lama. Ini juga bisa dilakukan dengan mengatur alarm selama 2 atau 3 jam, lalu kembali tidur.
1. Orang tua. Seiring bertambahnya usia, tulang menjadi lebih lemah, dan kehilangan lemak. Tidur di lantai dapat meningkatkan risiko patah tulang atau merasa terlalu dingin.
2. Orang yang cenderung merasa kedinginan. Kondisi seperti anemia, diabetes tipe 2, dan hipotiroidisme dapat membuat Anda merasa kedinginan. Tidur di lantai bisa membuat Anda lebih dingin, jadi yang terbaik adalah menghindarinya.
3. Orang dengan mobilitas terbatas. Jika Anda kesulitan duduk di lantai atau bangkit, tidurlah di tempat tidur. Anda juga harus menghindari tidur di lantai jika mengalami masalah sendi seperti radang sendi.
Biasanya dianggap aman untuk tidur di lantai saat hamil. Banyak orang hamil merasa paling nyaman ketika mereka tidur di lantai.
Lakukan apa pun yang terasa baik untuk Anda. Akan tetapi, ingat, Anda harus turun ke lantai dan bangkit kembali. Jika ini terasa tidak nyaman, Anda mungkin ingin menghindari tidur di lantai.
Juga aman bagi bayi untuk tidur di lantai, terutama jika Anda ingin tidur bersama, yang tidak dianjurkan di tempat tidur, sebab tidur bersama di tempat tidur meningkatkan risiko:
1. Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
2. Mati lemas
3. Jatuh
Permukaan yang lembut, seperti bantal dan selimut, juga meningkatkan risiko karena dapat menghalangi saluran udara bayi.
Akan tetapi dalam budaya di mana tidur di lantai adalah umum, tidur bersama dikaitkan dengan tingkat SIDS yang lebih rendah. Dalam budaya semacam itu, orang tidur di atas tikar keras di lantai. Bayi juga dapat tidur di atas tikar terpisah.
Penulis: Febriansyah
Editor: Dipna Videlia Putsanra