tirto.id - Puasa bagi orang-orang dengan diabetes memerlukan persiapan khusus, salah satunya memiliki alat pengukur kadar gula untuk memantau kadar gula secara berkala. Jika kadar gula mengkhawatirkan, jangan memaksakan puasa, segeralah berbuka.
Tubuh akan mengalami masa berpuasa ketika melewati delapan jam setelah makan terakhir. Saat itu, mekanisme tubuh mulai menggunakan cadangan sumber glukosa. Lemak akan untuk digunakan sebagai sumber energi berikutnya. Kondisi ini akan memicu penurunan berat badan dan kontrol glukosa darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol.
Namun, pada orang dengan diabetes, kondisi yang terjadi tak sepraktis itu. Mereka harus menjaga kadar glukosa lebih ketat. Pada diabetes tipe 1, terdapat risiko kadar glukosa darah terlalu tinggi (hiperglikemia). Kondisi ini akan menyebabkan penumpukan keton, yakni asam yang dibuat ketika tubuh mulai menggunakan lemak.
Akibatnya berpotensi meningkatkan komplikasi serius karena tubuh kekurangan insulin dan memproduksi keton dengan kadar sangat tinggi (ketoacidosis). Kondisi kotoacidosis dapat ditandai dengan gejala haus berlebihan, mengeluarkan banyak urine, dan kelelahan ekstrim.
“Penderita diabetes harus menyadari gejala ketika merasa tidak nyaman,” kata dr. Sylviana Andinisari, M.Sc, Kepala Seksi Gangguan Metabolik Direktorat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kemenkes, dalam acara “Diabetes dan Ramadan 2018” di Jakarta.
Kondisi lain yang juga membahayakan bagi orang dengan diabetes adalah kadar glukosa darah yang turun drastis (hipoglikemia). Tekanan gula darah rendah disebabkan puasa jangka lama, makan besar di malam hari, dan pengurangan aktivitas fisik. Kondisi ini ditandai dengan keringat berlebih, disorientasi, tremor, limbung, bahkan pingsan.
Hipoglikemia umumnya terjadi pada penderita diabetes tipe 2. Menurut prediksi Kemenkes, hampir 80 persen muslim dengan penyakit diabetes tipe 2 memilih berpuasa selama Ramadan. Namun Sylviana menyarankan bagi mereka yang merasakan kedua kondisi di atas, hiperglikemia aatau hipoglikemia untuk segera berbuka.
“Hanya penderita diabetes dengan tingkat kadar gula terkontrol obat dan cenderung stabil yang diperbolehkan menjalankan puasa,” tegasnya.
Tips Berpuasa
Data dari Federasi Diabetes Internasional (IDF) Atlas 2017 edisi ke-8 menampilkan jumlah penderita diabetes di Indonesia telah mencapai angka 10,3 juta orang. Jumlah itu diperkirakan meningkat hingga 16,7 juta pada tahun 2045. Perlu penanganan khusus untuk mengelola dan menggunakan insulin guna meminimalkan risiko penderita diabetes selama berpuasa, mengingat penderitanya berjumlah besar.
“Diabetes merupakan salah satu penyakit yang menyita perhatian pemerintah,” ungkap Sylviana.
Tantangan penderita diabetes saat berpuasa dimulai ketika mereka dituntut beradaptasi dengan pola makan berbeda. Namun, di saat bersamaan mereka juga harus mengontrol gula darah, menjalankan pola diet, serta menggunakan insulin secara tepat guna. Sylviana menyarankan, sebelum memilih berpuasa, orang dengan diabetes harus terlebih dulu melakukan kontrol dan konsultasi ke dokter.
“Nanti dokter akan screening, memeriksa risiko dari tingkat kadar gula, dan menentukan pasien sanggup atau tidak untuk berpuasa,” katanya.
Ia juga memberikan beberapa tips menjaga kadar gula darah bagi mereka yang lolos screening dan diperbolehkan puasa. Pertama menakar kandungan makanan yang dikonsumsi, penderita diabetes harus meminimalisir kandungan gula dalam makanan dan minumannya.
Disarankan konsumsi makanan rumahan karena jelas terkontrol. Kudapan atau minuman manis yang dijual kebanyakan mengandung gula berlebih. Jangan lupa konsumsi makanan yang lambat diserap (memiliki indeks glikemik rendah) seperti nasi basmati, roti safati, buah dengan kandungan air tinggi, dan kacang-kacangan. Makanan ini membantu menjaga kadar gula darah lebih banyak selama puasa.
Kedua, perbanyak minum air putih, takarannya delapan gelas sehari. Dua saat sahur, berbuka, seusai tarawih, dan sebelum tidur. Ketiga, sahur di waktu akhir untuk memperpendek waktu berpuasa. Semakin panjang waktu puasa, maka kadar gula darah akan semakin mudah menurun. Terakhir, selalu pantau gula darah secara berkala, Sylviana menganjurkan batal puasa ketika kadar gula darah di bawah 60 mg/dL.
“Cek kadar gula darah setelah berbuka, siang hari pada pukul 12, atau saat merasa tidak nyaman,” sarannya.
Editor: Maulida Sri Handayani