tirto.id - Kurma sangat dianjurkan sebagai hidangan pembuka dalam berbuka puasa. Mengapa demikian? Setelah menahan selama kurang lebih 12 jam tidak makan dan minum, orang berpuasa tentu sangat membutuhkan gula dan air, dua zat pertama yang sebaiknya dikonsumsi.
Berkurangnya glukosa (zat gula) pada tubuh dapat mengakibatkan penyempitan dada dan gangguan pada tulang-tulang. Di sisi lain, berkurangnya air dapat melemahkan dan mengurangi daya tahan tubuh.
Kadar gula yang tinggi dalam buah kurma dapat 'mengobati' perkara tersebut.
Namun, sebagaimana orang tahu, kurma mempunyai rasa yang sangat manis. Sehatkah ia bagi tubuh kita? Terlebih lagi, amankah untuk penderita diabetes?
Kurma manis karena kandungan gula yang tinggi. Namun, tidak seperti kandungan gula dalam sumber makanan lain, kandungan gula dalam kurma dapat langsung diserap oleh tubuh.
Jenis gula dalam Kurma adalah fruktosa. Fruktosa adalah gula sederhana yang berbeda dengan kandungan gula dalam makanan lain yang harus diuraikan terlebih dahulu sebelum diserap tubuh.
Fruktosa bisa dengan cepat dan langsung diserap oleh organ pencernaan, untuk kemudian dikirim ke seluruh tubuh, khususnya ke organ-organ inti seperti otak, saraf, sel darah merah, dan sel pembersih tulang.
Kembali ke soal manisnya kurma, apakah ia tak berbahaya buat pengidap diabetes?
Munadi, peserta Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran USU, Medan dalam penelitiannya menyatakan bahwa mengkonsumsi 3 biji kurma atau sekitar 15 gram tidak menaikkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes.
"Memakan 3 butir kurma, satu satuan ukuran rumah tangga kurma (tiga biji/15 gram) pada penderita diabetes tidak akan menaikkan kadar glukosa darah, baik bagi penderita diabetes yang mendapat terapi OHO maupun yang mendapat insulin," ujarnya.
Tidak sabar menanti waktu bedug maghrib dan berbuka puasa dengan kurma?
Untuk memudahkan, Tirto.id memberikan fitur pencarian jadwal maghrib dan berbuka 1439H/2018M di seluruh kota dan kotamadya di Indonesia.
Melalui fitur ini, masyarakat juga dapat mengetahui informasi jadwal imsak, subuh, dan maghrib. Fitur ini meliputi seluruh kota dan kotamadya di Indonesia. Dengan demikian, ketika kita bepergian atau jauh dari masjid, umat Islam dapat tetap memantau jadwal salat selama Ramadan.
Editor: Yulaika Ramadhani