Menuju konten utama

Terobosan Heru Budi Antarkan Jakarta Jadi Kota Ramah Investasi

Penyelenggaraan JIA 2024 diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan antara pemerintah daerah dengan pelaku usaha.

Terobosan Heru Budi Antarkan Jakarta Jadi Kota Ramah Investasi
Jakarta Investment Award 2024. FOTO/Humas Pemprov DKI

tirto.id - Jakarta sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional menjadi destinasi prioritas bagi investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI) maupun domestik (Domestic Direct Investment/DDI) di berbagai sektor. Kontribusi Jakarta terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023, misalnya, mencapai 16,77 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh investasi yang terus meningkat. Pada tahun lalu, realisasi investasi di Jakarta mencapai Rp 166,7 triliun, terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 95,2 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 71,5 triliun.

Hal ini menempatkan Jakarta sebagai provinsi dengan kontribusi investasi tertinggi kedua secara nasional. Sementara, hingga semester I-2024, realisasi investasi Jakarta telah mencapai Rp 120,4 triliun, atau 60,6 persen dari target nasional, dengan realisasi PMDN tertinggi secara nasional.

Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan, investasi merupakan komponen penting mewujudkan Jakarta sebagai pusat bisnis global. Karena itu, perlu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian investasi yang sejalan dengan prinsip kemudahan layanan perizinan berusaha, sehingga dapat meningkatkan lebih banyak investasi ke Jakarta.

"Investasi oleh para pelaku usaha di Jakarta telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian kota, khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja," ucapnya di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, pada Rabu (31/7/2024).

Sebagai bentuk komitmen terhadap investor, Pj. Gubernur Heru memberikan penghargaan Jakarta Investment Award (JIA) 2024. Tujuannya untuk mengapresiasi pelaku usaha yang telah melakukan kegiatan usaha dan turut serta membangun perekonomian di Jakarta.

Selain itu, penyelenggaraan JIA diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan antara pemerintah daerah dengan pelaku usaha dan menjadi motivasi pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian, JIA akan berdampak terhadap peningkatan nilai investasi di Jakarta.

Penyelenggaraan JIA 2024 dibagi menjadi 16 kategori, dengan total pemenang berjumlah 50 perusahaan yang terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), serta perwakilan negara asing asal PMA.

“Ada beberapa kriteria tadi, menyerap tenaga kerja [terbanyak], nilai investasi terbesar, dan seterusnya,” kata Heru.

Jakarta Investment Award 2024

Jakarta Investment Award 2024. FOTO/Humas Pemprov DKI

Dalam kesempatan sama, Wakil Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot Tanjung mengapresiasi penyelenggaraan JIA 2024 yang diinisiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Dia menilai, apa yang dilakukan Heru Budi merupakan terobosan. Sebab Jakarta merupakan daerah pertama yang memberikan penghargaan kepada investor untuk melakukan kegiatan berinvestasi di daerahnya.

Yuliot bahkan melihat banyak terobosan yang sudah dilakukan Heru Budi di DKI Jakarta dalam meningkatkan investasi. Salah satunya melalui Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) digital yang mempermudah investor untuk mengurus perizinan dan investasi.

“Ini tidak perlu proses verifikasi, karena ke-tata ruang-an sudah sesuai. Dengan sudah bisa, otomatis diberikan perizinan perusahaan ya. Berarti untuk UMKM tidak sampai lima menit masuk ke dalam sistem, sudah bisa diberikan perizinan perusahaan. Ini terobosan yang pertama,” ujar Yuliot.

Terobosan kedua yang dilakukan DKI Jakarta adalah sistem layanan antar-jemput. Pelaku usaha bisa mengajukan penerbitan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dengan menyiapkan sejumlah berkas yang akan dijemput, lalu diperiksa oleh tim penilai teknis. Tim itu akan memverifikasi kekurangan berkas tersebut. “Jadi ini merupakan inovasi yang dilakukan DKI Jakarta,” tutur Yuliot.

Ia berharap, terobosan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta menjadi contoh daerah-daerah lain untuk menarik investasi. Ia juga berharap, dengan upaya yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, Jakarta ke depan dapat menjadi ibu kota bisnis. “Jadi kita mengharapkan DKI Jakarta adalah sebagai pintu gerbang kegiatan ekonomi dan investasi di Indonesia,” paparnya.

Di sisi lain, Nurjaman, Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan, Jaminan Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Dewan Pimpinan Provnsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta, mengapresiasi inisiasi penghargaan Pemprov DKI Jakarta kepada dunia usaha.

“Kami berharap besar kepada Pemerintah DKI Jakarta untuk terus melakukan terobosan-terobosan baru, agar Jakarta menjadi ramah investasi. Karena, harapan besar Jakarta menjadi global city akan terus berkembang. Untuk itu, perlu sinergi antara pemerintah dan dunia usaha serta stakeholder lain dalam rangka mengembangkan investasi di DKI Jakarta,” ungkapnya.

Jakarta Investment Award 2024

Jakarta Investment Award 2024. FOTO/Humas Pemprov DKI

Jakarta Magnet Investasi

Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios), Media Wahyudi Askar, melihat iklim investasi Jakarta ke depan masih cukup menarik bagi investor. Sebab, Jakarta menawarkan akses ke pasar yang besar dan beragam.

“Berbeda dengan ibu kota negara yang lain, Jakarta tidak hanya pusat industri, tapi juga titik sentral orang superkaya di Indonesia menghabiskan uangnya,” bebernya kepada Tirto, Kamis (1/8/2024).

Apalagi, kata Media, belakangan banyak event konser, peningkatan mobilitas masyarakat, dan banyak acara besar yang meningkatkan aktivitas ekonomi, sehingga bakal menarik investasi. Di sisi lain, Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur Jakarta juga lebih baik dibandingkan provinsi lain. Ini otomatis bisa menarik investasi melalui berbagai kebijakan dan inisiatif untuk mempermudah proses investasi dan memastikan stabilitas ekonomi

Sementara, dari dunia usaha, Wakil Ketua Apindo DKI Jakarta Nurjaman berharap, Jakarta ke depan semakin ramah terhadap investasi, sehingga cita-cita untuk menjadi global city bisa tercapai. Namun, untuk menuju ke sana, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha dalam mengembangkan investasi di Jakarta.

“Oleh karena itu, kami dari dunia usaha berharap besar kepada Pemerintah DKI Jakarta agar dalam mengelola regulasi-regulasi itu ada keberpihakan terhadap dunia usaha,” tandas Nurjaman dikutip dari siaran pers resmi Pemprov DKI Jakarta.

Sebaliknya, jika tidak berpihak kepada dunia usaha, investasi di Jakarta akan mengalami turbulensi yang besar. Terlebih, dunia usaha adalah mesin pertumbuhan ekonomi. “Salah satu contoh pada saat Covid lalu, Jakarta, bahkan di Indonesia, mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif. Itu tandanya kehadiran atau keberadaan dunia usaha sangat penting. Ini perlu ada satu sinergi ke depan,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PEMPROV DKI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - News
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky