Menuju konten utama
Sejarah Perusahaan

Termos Asalnya dari Thermos

Thermos adalah sebuah merek alat penyimpan air panas dan dingin agar awet. Ilmuwan Skotlandia James Dewar punya jasa dalam penemuannya dan diperkenalkan di pasaran oleh Reinhold Burger.

Ilustrasi termos. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - James Dewar (1842-1923) adalah seorang ilmuwan yang pernah mengajar di Universitas Edinburgh dan Universitas Cambridge. Pria asal Skotlandia ini menciptakan vacuum flask (tabung hampa udara) yang mampu menjaga suhu cairan pada 1892. Temuannya itu tak langsung populer.

Majalah News in Engineering (Vol. 57-59, 1985: 53) menceritakan bagaimana Dewar menerapkan temuannya di luar laboratorium. Dia ingin susu yang diminum bayi laki-lakinya tetap dalam keadaan hangat. Sebuah bejana kosong pun dibuat untuk menampung air susu.

Ibu mertuanya tidak begitu yakin dengan alat bikinan sang menantu. Hingga sang ibu mertua merajut wol menyesuaikan bentuk bejana itu. “Untuk berjaga-jaga jika pendekatan ilmiah menantu laki-lakinya menjadi kacau,” tulis News in Engineering. Benda yang dibuat Dewar untuk penelitian akademisnya itu juga masih digunakan secara terbatas.

Laki-laki berkebangsaan Jerman bernama Reinhold Burger, yang menurut buku 1000 Inventions and Discoveries (2014: 176) merupakan salah satu murid Dewar, mengembangkannya sebagai alat rumah tangga dan saat ini sudah tersebar di seluruh dunia.

“Reinhold Burger, yang sedang berpikir keras untuk menggunakan botol hampa udara guna menjaga kopi tetap panas atau susu bayinya […] Dia ambil hak paten Jerman, mendirikan sebuah perusahaan, dan mensponsori sebuah sayembara untuk mendapatkan nama terbaik bagi temuannya,” tulis J.S. Rowlinson dalam Sir James Dewar, 1842–1923: A Ruthless Chemist (2012: 94).

Sayembara bertarikh 1904 itu dimenangkan seorang warga Munich. Nama yang diajukannya: "Thermos Flask". Nama itu pun jadi merek dagang. Pada 1907, berdirilah Thermos Ltd. Dari tabung bermerek Thermos itulah bahasa Indonesia menyerapnya menjadi "termos".

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), termos adalah “botol yang diberi dinding rangkap untuk menyimpan minuman agar tetap memiliki suhu yang semula.”

Belakang, bukan hanya Thermos yang beredar, tapi juga termos-termos lain. Maspion, misalnya, memproduksi pula tabung hampa yang bikin air selalu panas di dalamnya.

Benda yang disebut termos itu belakangan tak mirip-mirip amat dengan apa yang dibuat Dewar. Saat ini, termos biasanya tanpa kaca dan terlihat hanya terdiri dari lapisan plastik. Termos-termos macam ini biasa di temukan di warung makan. Biasanya untuk menyimpan es agar tetap dingin atau nasi agar tetap hangat. Termos ala Dewar dan Burger hanya untuk menyimpan air panas.

Para Tokoh yang Akrab dengan Termos

Termos tentunya masuk ke Indonesia di zaman kolonial Belanda. Setidaknya, salah satu bapak bangsa, Haji Omar Said Tjokroaminoto, pernah memakai dan memilikinya. “Dalam perjalanan kereta api antara Bandung-Jakarta, Natsir melihat seorang tua membawa termos. Ternyata orang itu adalah Tjokroaminoto,” catat majalah Ummat (Vol. 1, Masalah 7-13, 1995:35).

Tjokroaminoto adalah tokoh Sarekat Islam yang meninggal dunia pada 1934. Pertemuan itu terjadi dalam kurun waktu 1927-1930, ketika Mohamad Natsir sang Perdana Menteri sederhana itu masih muda.

Tak hanya Tjokroaminoto yang punya relasi dengan termos. Jika hendak melakukan inspeksi mendadak, selain membawa tempat tidur lipat dan senapan, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) pertama Indonesia Marsekal Surjadi Surjadarma juga membekali diri dengan termos. Setidaknya, begitulah yang tercatat dalam Bakti TNI Angkatan Udara, 1946-2003 (2003: 15).

Sutrisno dalam salah satu biografi Pahlawan Revolusi yang diterbitkan pemerintah, Letnan Jenderal Anumerta Siswondo Parman (1984: 30), mencatat, “kalau mau berangkat kerja tanpa makan pagi, [Siswondo Parman] cukup membawa secangkir kopi susu yang telah tersedia di termos panas.”

src="//mmc.tirto.id/image/2018/02/24/termos-awalnya-dari-thermos--mild--rangga-01_ratio-9x16.jpg" width="859" height="1527" alt="infografik termos" /

Bukan Sembarang Termos

Lepas dari tokoh-tokoh terkenal tadi, termos juga menjadi saksi dan cara bagaimana bocah-bocah sekolah menambah uang jajan di zaman Soeharto jadi Presiden. Termos menjadi tempat untuk menyimpan es mambo atau es ganefo untuk dijual ke kawan-kawan di sekolah atau anak sebaya lainnya di kampung-kampung. Di negara tropis, es tentu jadi solusi terbaik pelepas gerah.

Dilihat dari namanya, orang akan berpikir es ganefo muncul setelah pesta olahraga negara berkembang, The Games of the New Emerging Forces (Ganefo), diadakan di Jakarta pada 1963. Es nan sederhana dan mudah pembuatanya ini punya bermacam warna dan rasa.

Asal ada lemari es, orang-orang bisa dengan mudah membikinnya. Sukarno waktu jadi presiden punya ambisi agar orang-orang Indonesia juga punya kulkas, meski tak terujud dengan baik. Tapi setidaknya bisa untuk bikin es ganefo.

Nun di dusun bernama Loa Janan, Kalimantan Timur, es itu dilafalkan sebagai "es genepo". Termos jelas punya jasa besar menjaga semangat Ganefo warisan Sukarno dalam setiap bilah es yang disimpan di dalamnya.

Termos yang dulunya diharapkan menyimpan kopi hangat dan susu hangat bayi, bahkan untuk menyimpan dagangan legendaris bernama es ganefo, akhirnya punya kedekatan dengan teror bom. Di Poso, Sulawesi Tengah, ditemukan jenis bom yang ditaruh di dalam termos pada 2011. Bom itu dikenal dengan nama "bom termos".

Baca juga artikel terkait SEJARAH PERUSAHAAN atau tulisan lainnya dari Petrik Matanasi

tirto.id - Marketing
Reporter: Petrik Matanasi
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Ivan Aulia Ahsan
-->