Menuju konten utama

Terima Audiensi Mahasiswa, Rektor UST Yogya Tetap Bantah Korupsi

Audiensi Rektor UST dan perwakilan 20 mahasiswa berlangsung alot dan tertutup. Audiensi rampung sekitar pukul 20.00 WIB.

Terima Audiensi Mahasiswa, Rektor UST Yogya Tetap Bantah Korupsi
Demo mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) yang digelar di Gedung Pusat pada Selasa, (19/8/2025). tirto.id/ Abdul Haris

tirto.id - Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) menggelar aksi demo mempertanyakan dugaan korupsi di Gedung Pusat, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Selasa (19/8/2025). Aspirasi mahasiswa akhirnya diterima rektorat dalam audiensi yang diwakili 20 mahasiswa.

Pantauan kontributor Tirto di lokasi, pada pukul 12.00 WIB, puluhan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UST. Massa dengan aksi bertajuk “Dewantara Bergerak, Tirani Tumbang” mendatangi Gedung Pusat UST sembari menyampaikan orasi dan meminta pihak keamanan untuk dibukakan pagar.

Aksi berlanjut dengan merobohkan pagar gedung pada pukul 14.00 WIB. Massa aksi kemudian masuk melanjutkan orasi di sisi utara pintu masuk.

Salah satu orator, dalam orasinya menuding ada dugaan korupsi yang dilakukan Rektor UST sehingga hal itu menyebabkan tingginya uang kuliah tunggal (UKT) dan maraknya pungli yang berkeliaran di kampusnya.

“Ada indikasi korupsi, dugaan korupsi dari pihak Rektor, maka dari itu kawan-kawan kenapa UKT kita mahal, kenapa banyak pungli di UST itu dikarenakan Rektor dan para jajaran birokrasi di UST mengkorupsi uang-uang mahasiswa,” ujar orator.

Orator juga sempat melontarkan ucapan bahwa tindakan pihak rektorat adalah bentuk eksploitasi dan komersialisasi pendidikan dan bertentangan dengan ajaran dari Taman Siswa.

Demo Mahasiswa UST Yogyakarta

Demo mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) yang digelar di Gedung Pusat pada Selasa, (19/8/2025). tirto.id/ Abdul Haris

Juru bicara aksi, Saddam, menjelaskan mereka berawal dari konsolidasi pada 14 Agustus lalu yang menghasilkan pengajuan audiensi ke pihak rektorat. Namun audiensi itu tidak diindahkan oleh pihak rektorat hingga akhirnya massa sepakat untuk menggelar aksi.

“Awalnya kami konsolidasi pada 14 Agustus, tetapi tidak ditanggapi ketika kami ajukan audiensi. Kami merasa ruang kami tidak diberikan. Ini konsolidasi kedua dan ketiga, sampai akhirnya kami memutuskan untuk aksi hari ini," kata Saddam saat diwawancarai kontributor Tirto pada Selasa, (19/8/2025).

Soal dugaan korupsi, Saddam menegaskan indikasi itu muncul dari surat menyurat yang dikeluarkan oleh Majelis Taman Siswa ke Rektor, yang berisi audit atas anggaran di Gedung Pusat UST.

“Indikasi dengan pembuktian itu surat menyurat yang dikeluarkan oleh Majelis Taman Siswa ke Rektor, sehingga saling tanggap atas surat itu, yaitu poinnya adalah mau audit atas anggaran di Gedung Pusat,” lanjutnya.

Pihak kampus lalu memberikan kuota kepada 20 mahasiswa untuk melakukan audiensi dengan Rektor UST. Jalannya audiensi berlangsung alot dan tertutup. Audiensi rampung sekitar pukul 20.00 WIB.

Usai audiensi, Rektor UST, Pardimin, membantah tudingan soal korupsi. Dia juga menyatakan banyak kesalahpahaman yang perlu diluruskan.

"Banyak kesalahpahaman dan perlu diluruskan. Soal tudingan korupsi, itu ranah yayasan bagian pembina. Saya setiap tahun selalu [membuat] LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban), belum sekali pun ditolak," kata Pardimin.

Menyoal tudingan lain seperti pembengkakan biaya akreditasi, Pardimin menyebut hal itu disebabkan biaya tambahan untuk memenuhi standar akreditasi unggul.

"Kami sudah saling memaafkan, bagaimana pun mereka [massa aksi] adalah anak didik kami dan saya tidak mau mereka sengsara," ujarnya.

Hasil audiensi internal antara mahasiswa dan rektorat menghasilkan 12 poin kesepakatan yang mencakup berbagai aspek. Di antaranya, mengecam pembungkaman akademik, revisi sistem UKT yang adil, transparansi penggunaan dana kampus, menghapus pungli, kampus bebas dari kekerasan seksual, tata kelola pembangunan yang bebas korupsi.

Selain itu, penghapusan biaya cuti bagi mahasiswa, penggratisan mata kuliah ketamansiswaan, evaluasi dosen secara transparan, perbaikan fasilitas kampus, hingga perbaikan sistem dispensasi yang lebih jelas dan transparan.

Baca juga artikel terkait AKSI MAHASISWA atau tulisan lainnya dari Abdul Haris

tirto.id - Flash News
Kontributor: Abdul Haris
Penulis: Abdul Haris
Editor: Siti Fatimah