Menuju konten utama

TelusuRI: Pameran Foto Ekspedisi Arah Singgah "Fambi Mait Teme"

Pameran Foto "Ekspedisi Arah Singgah: Fambi Mait Teme" di Institut Français Indonesia (IFI-LIP) Yogyakarta pada 11-20 Oktober 2024, gratis untuk umum.

TelusuRI: Pameran Foto Ekspedisi Arah Singgah
TelusuRI Pameran Foto Ekspedisi Arah Singgah Fambi Mait Teme. foto/Dok. Telusuri

tirto.id - TelusuRI melalui Ekspedisi Arah Singgah berangkat dari keresahan terhadap penyempitan ruang hidup masyarakat dan keanekaragaman hayati di dalamnya akibat masifnya industri ekstraktif. Sebagai contoh, perkebunan kelapa sawit, pembalakan liar, hingga pertambangan.

Di tengah keterbatasan, sejumlah sosok dan komunitas adat berjuang menjaga keseimbangan ekosistem yang menjadi tempat mereka tinggal turun-temurun. Mereka mengajarkan bahwa melestarikan alam berarti menjaga budaya dan tradisi. Melalui Konsep ekonomi restoratif menjadi solusi jalan lestari untuk merawat budaya dan alam sebagai sumber penghidupan.

Masyarakat adat memiliki cara unik untuk menjaga keseimbangan ini. Dengan mempraktekkan perladangan berpindah yang tidak merusak tanah, memanen hasil hutan (selain kayu) seperti pelepah nipah, rotan dan madu.Kisah-kisah ini mengajarkan kita untuk lebih menghargai hutan dan keberlanjutannya dalam kehidupan manusia.

TelusuRI dengan bangga mempersembahkan "Pameran Foto Ekspedisi Arah Singgah: Fambi Mait Teme" di Institut Français Indonesia (IFI-LIP) Yogyakarta dari tanggal 11 hingga 20 Oktober 2024. Acara ini gratis dan terbuka untuk umum.

Melalui Arah Singgah, TelusuRI melakukan ekspedisi menggali cerita-cerita dengan beragam isu, yang kadang jarang atau bahkan tidak terdengar sama sekali di media arus utama. Dari bagian barat hingga timur Indonesia, Arah Singgah menyambangi Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat Daya, dan Papua.

Header TelusuRI

TelusuRI Pameran Foto Ekspedisi Arah Singgah Fambi Mait Teme. foto/Dok. Telusuri

Kurator Pameran, Ayos Purwoaji, mengatakan bahwa "Pameran Foto Ekspedisi Arah Singgah: Fambi Mait Teme" memiliki filosofi yang berarti hutan adalah ibu dalam bahasa Tehit, merupakan hasil dokumentasi perjalanan dari ekspedisi Arah Singgah.

Ekspedisi ini terjadi dalam tiga episode perjalanan yang berlangsung selama 2022–2024 dengan mengunjungi berbagai wilayah adat dengan tujuan mendokumentasikan berbagai kisah tentang hubungan manusia dan lingkungan di berbagai penjuru Indonesia.

Perjalanan ini merupakan perjalanan yang menggugah kisah-kisah pribadi dan kelompok dari berbagai sudut pandang, berangkat dari pemikiran bahwa setiap pribadi adalah guru dan setiap tempat adalah sekolah. Ekspedisi Arah Singgah sebagai wadah untuk mengusung isu Ekonomi Restoratif.

Fambi Mait Teme menyoroti pentingnya alam sebagai sumber kehidupan sekaligus bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat adat," kata Ayos.

"Melalui pameran ini, penonton diajak untuk menyelami kompleksitas hubungan antara manusia dan lingkungan serta memahami berbagai tantangan yang dihadapi komunitas adat dalam merawat bumi yang mereka tinggali," lanjutnya.

"Pameran ini menyajikan sebuah ruang refleksi yang mendalam tentang peran hutan dan alam dalam keberlanjutan hidup manusia,” imbuh Ayos.

Selain menampilkan karya fotografi, acara ini juga menyediakan diskusi publik, temu wicara, pemutaran video dan film dengan melibatkan pembicara dan beberapa komunitas lokal Yogyakarta. Ada pula kesempatan berjejaring bagi komunitas dan individu yang memiliki perhatian terhadap isu serupa.

Penulis: Tim Media Servis