tirto.id - PT HM Sampoerna Tbk bersama Philip Morris International (PMI) menegaskan komitmen mendorong inovasi yang mendukung transformasi industri tembakau di dunia, termasuk Indonesia, melalui penyelenggaraan forum Technovation di Park Hyatt, Jakarta, pada Rabu (2/7/2025).
Technovation Sampoerna digelar sebagai wadah diskusi tentang inovasi sains dan teknologi yang menghadirkan alternatif produk tembakau bagi konsumen dewasa. Bersama jajaran direksi PMI dan para mitra kerja, panelis menyampaikan materi tentang inovasi Sampoerna dalam dua sesi diskusi.
Director Scientific Engagement SEA CIS MEA PMI Tomoko lida, bersama Head of Quality Sampoerna, Nikolas Widhi Ananggadipa, dan Head of Heat not Burn (IQOS), Virawaty, mengawali sesi diskusi dengan membahas konsep science & innovation dalam produk bebas asap. Kemudian, pada sesi kedua, diskusi bertajuk “Smoke Free Product in the Real World” berlangsung dengan dimoderatori oleh Kepala Komunikasi Perusahaan Sampoerna, Fumicko Rustantra.
Melalui forum ini, Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi, menegaskan bahwa inovasi sains dan teknologi menjadi prioritas Sampoerna untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen.
"Teknologi itu inovasi kita yang paling penting. Sejalan dengan filosofi kami, yang namanya filosofi tiga tangan. Pilar pertamanya adalah kami berjanji akan selalu memberikan yang terbaik untuk konsumen dewasa kami," ujar Ivan.
Dia menambahkan, upaya ini disertai dengan komitmen memberikan informasi akurat. Oleh sebab itu, Technovation Sampoerna ditujukan menguak fakta di balik miskonsepsi terhadap produk bebas asap rokok.
Ivan menunjukkan contoh kasus penurunan jumlah perokok dan kasus penyakit serius di Swedia setelah terjadi peralihan ke nicotine pods atau kantung nikotin, yang dikenal juga dengan sebutan snus tobacco.
"Ternyata, Sweden itu berhasil menurunkan jumlah perokok sehingga hanya mencapai 5 persen, paling rendah di Eropa, saya kira, mungkin untuk dunia juga termasuk paling rendah. Padahal, kalau kita lihat di Eropa itu mungkin masih sekitar 30-40 persen," ungkap dia.
Lebih lanjut, Ivan menyampaikan, produk tembakau bebas asap dari Sampoerna juga telah mengantongi pengakuan FDA Amerika sebagai produk tembakau dengan risiko yang telah dimodifikasi. Pengakuan ini menegaskan produk tersebut memiliki tingkat paparan senyawa berbahaya dan potensi risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok konvensional, lantaran tidak melibatkan proses pembakaran.
Pada 2023 lalu, Sampoerna menggelontorkan dana investasi senilai 330 juta dolar AS atau sekitar Rp5,3 triliun untuk membangun fasilitas produksi produk tembakau bebas asap di Karawang, Jawa Barat. Fasilitas ini menjadi pabrik smoke free product pertama milik PMI di Asia Tenggara dan yang ketujuh di dunia.
"Fasilitas ini dilengkapi dengan Laboratorium Pengujian dan Analisis berstandar global. Laboratorium ini merupakan Advanced Lab milik PMI satu-satunya di Asia dengan didukung sekitar 200 tenaga ahli dari dalam negeri yang berkualifikasi tinggi," kata Ivan.
Menurut Ivan, Sampoerna akan terus menciptakan inovasi lewat industri tembakau berbasis sains dan teknologi. Dia optimistis inovasi ini membangun masa depan industri tembakau.
"Technovation ini adalah momen bagi kami untuk melanjutkan upaya dalam menciptakan masa depan industri tembakau, sebuah masa depan yang didorong oleh inovasi berbasis sains dan teknologi," ujar dia.
Editor: Addi M Idhom
Masuk tirto.id


































