Menuju konten utama

Tayyip Erdogan Klaim Menang Pemilihan Presiden Turki 2018

"Saya berharap tidak ada orang yang menggugat hasil ini dan merusak demokrasi," kata Erdogan.

Tayyip Erdogan Klaim Menang Pemilihan Presiden Turki 2018
Tayyip Erdogan. ANTARA FOTO/REUTERS/Alkis Konstantinidis

tirto.id - Recep Tayyip Erdogan dan partai penguasa AKP mengklaim telah memenangi pemilihan umum presiden dan parlemen Turki pada Minggu 24 Juni 2018.

"Rakyat telah mengamanatkan kepada kami untuk meneruskan kepresidenan dan pemerintahan eksekutif," kata Erdogan dalam pidato nasional yang pendek, saat suara masih dihitung.

"Saya berharap tidak ada orang yang menggugat hasil ini dan merusak demokrasi," kata dia.

Erdogan (64), merupakan penguasa paling populer dalam sejarah modern Turki. Presiden yang terpilih pada pemilu itu akan memiliki kewenangan yang lebih besar sesuai dengan hasil referendum 2017 lalu.

Dalam konstitusi yang baru, Erdogan bisa menjadi presiden untuk dua kali masa jabatan sampai 2028. Sementara itu sekutu koalisi AKP, yaitu kubu nasionalis partai MHP secara mengejutkan berhasil merebut banyak suara sehingga koalisi Erdogan akan memiliki kursi mayoritas di parlemen.

"Ini bisa mempercepat reformasi," kata Wakil Perdana Menteri Turki, Mehmet Simsek, dalam akun Twitternya.

Di sisi lain, rival utama Erdogan, Muharrem Ince dari partai CHP meminta para pengawas pemilu untuk tetap bertahan di tempat pemungutan suara untuk memastikan tidak adanya kecurangan pemilu.

Dengan suara masuk sebesar 99 persen dalam pemilu presiden, Erdogan kini memiliki 52,5 persen suara, jauh meninggalkan Ince yang hanya mendapatkan 31 persen, demikian media setempat melaporkan.

Kelompok oposisi sekarang meragukan akurasi dan kehandalan angka hitung cepat yang disiarkan kantor berita negara Anadolu. Lembaga pers ini adalah satu-satunya penyiar hasil hitungan resmi.

Partai oposisi mengatakan masih terlalu dini untuk mengakui kekalahan dan berharap suara Erdogan tidak mencapai 50 persen agar terjadi pemungutan suara presiden putaran kedua pada 8 Juli mendatang.

Pihak oposisi dan organisasi sipil telah menempatkan hampir setengah juta pengawas di tempat pemungutan suara. Mereka mengatakan bahwa tudingan kecurangan pada referendum 2017 semakin membuat banyak orang meragukan keadilan pemilu tersebut.

Baca juga artikel terkait PEMILU TURKI

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora