tirto.id - Salat Iftitah adalah salat sunah dua rakaat ringan yang dikerjakan sebelum melaksanakan sholat tarawih yang termasuk qiyamu lail pada bulan Ramadhan.
Dalil tentang kesunnahan salat iftitah ialah hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA. Dalam hadis itu Aisyah berkata: "Adalah Rasulullah SAW apabila akan melaksanakan salat lail, beliau memulai (membuka) salatnya dengan (salat) dua rakaat yang ringan-ringan," (HR Muslim).
Selain itu, dalil di atas didukung pula hadis lainnya dari Abu Hurairah berikut: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda: Apabila salah seorang dari kamu akan melakukan salat lail, hendaklah memulai salatnya dengan dua rakaat yang ringan-ringan," (HR Muslim).
Dalil yang mendasari pendapat tentang kesunahan salat iftitah juga dapat ditemui dalam hadis riwayat Abu Dawud di bawah ini:
"Dari Makhramah bin Sulaiman, (diriwayatkan) sesungguhnya Kuraib hamba Ibnu Abbas telah menceritakan bahwa dirinya berkata: Saya bertanya ke Ibnu Abbas, bagaimana salat Rasulullah saw pada malam hari di mana saya bermalam di tempatnya sedang beliau (Rasulullah) berada di tempat Maimunah?"
"Dijawab (oleh Ibnu Abbas): Beliau tidur, lalu sampai waktu telah memasuki sepertiga malam atau setengahnya beliau bangun dan menuju ke griba (wadah air dari kulit) kemudian beliau berwudlu dan aku pun berwudlu bersama beliau. Lalu beliau berdiri (melakukan salat) dan aku pun berdiri di sebelah kirinya. Maka beliau menjadikan aku berada di sebelah kanannya, lalu beliau meletakkan tangannya di atas kepalaku, seolah-olah memegang telingaku, seolah-olah membangunkanku."
"Kemudian, beliau salat dua rakaat ringan-ringan, beliau membaca Ummul-Qur’an pada setiap rakaat, kemudian beliau mengucapkan salam, kemudian beliau salat sampai sebelas rakaat dengan witirnya, kemudian beliau tidur. Lalu sahabat Bilal menghampirinya sambil berseru: waktu shalat wahai Rasulullah, lalu beliau bangkit (bangun dari tidur) dan salat 2 rakaat, kemudian memimpin salat orang banyak."
Sebagaimana dikutip dari buku "Tuntunan Ibadah Pada Bulan Ramadhan di Masa Darurat COVID-19" yang diterbitkan PP Muhammadiyah, salat iftitah dapat dikerjakan secara berjamaah seperti halnya salat tarawih. Jadi, salat Iftitah boleh dilaksanakan dengan berjamaah ataupun sendiri.
Tata Cara Salat Iftitah
Salat iftitah dikerjakan dengan dua rakaat dengan urutan cara seperti salat sunah lainnya. Namun, pada rakaat pertama setelah takbiratul-ihram dianjurkan membaca doa iftitah pendek, yakni:
"Subhanallah dzil malakuuti wal jabaruti wal kibriya-i wal ‘adzamah."
Dilanjutkan dengan membaca surat al-Fatihah, membaca surat ataupun ayat dalam Al-Qur'an dan seterusnya hingga menuju rakaat kedua.
Sementara pada rakaat kedua, usai membaca Al-Fatihah tanpa perlu menambahkan surat ataupun ayat dalam Al-Qur'an hingga mencapai salam.
Urut-urutan tata cara sholat iftitah adalah sebagai berikut:
- Pelafalan niat salat ifittah sesuai dengan posisinya sebagai imam atau makmum
- Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati
- Membaca doa "Subhanallah dzil malakuuti wal jabaruti wal kibriya-i wal ‘adzamah"
- Membaca Surat Al-Fatihah, lalu membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an
- Rukuk
- Itidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Setelah duduk sejenak, bangkit lagi untuk sholat di rakaat kedua
- Lalu, membaca surat Al-Fatihah, tanpa perlu diikuti membaca salah satu surat Al-Qur'an
- Rukuk
- Itidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Duduk tasyahud akhir dan diakhiri dengan salam.
Penulis: Beni Jo
Editor: Addi M Idhom