Menuju konten utama

Suu Kyi Menolak PBB Selidiki Myanmar Soal Rohingya

Dewan HAM PBB akan menyelidiki dugaan pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan Rohingya di Rakhine, tapi Myanmar menolaknya.

Suu Kyi Menolak PBB Selidiki Myanmar Soal Rohingya
Gadis kecil pengungsi Rohingya mengusap air matanya di Kamp Pengungsi Tak Terdaftar Leda di Teknaf, Bangladesh, Rabu (15/2). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammad Ponir Hossain.

tirto.id - Aung San Suu Kyi pada Selasa (2/5/2017) kemarin menolak keputusan Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki dugaan kejahatan yang dilakukan pasukan keamanan Myanmar terhadap minoritas muslim Rohingya.

"Kami tidak menyetujuinya," kata Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar, dalam konferensi pers bersama kepala diplomatik Uni Eropa Federica Mogherini saat mengunjungi Brussel, ketika ditanya mengenai pemeriksaan itu.

Seperti diwartakan Antara, Dewan HAM PBB pada Maret setuju mengerahkan sebuah misi pencari fakta ke Myanmar sehubungan dengan dugaan adanya pembunuhan, pemerkosaan dan penyiksaan di negara bagian Rakhine.

"Kami memisahkan diri kami dari resolusi tersebut karena kami merasa resolusi itu tidak sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan,” kata Suu Kyi.

Peraih Hadiah Nobel Suu Kyi mengatakan bahwa negaranya akan senang menerima rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan sesungguhnya di kawasan tersebut.

"Namun, rekomendasi yang akan semakin memecah belah kedua komunitas di Rakhine tidak akan kami terima, karena itu tidak membantu menyelesaikan masalah yang muncul sepanjang waktu," katanya.

Reputasi Suu Kyi sebagai bintang internasional pembela hak asasi manusia memudar saat dia tak bersuara mengenai kejahatan terhadap warga Rohingya atau mengecam penumpasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan negaranya.

Para penyelidik PBB menyatakan penumpasan itu kemungkinan mengarah pada kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembersihan etnis.

Namun awal bulan lalu, Suu Kyi menampik kabar penumpasan tersebut.

"Saya tidak berpikir bahwa sedang terjadi pembersihan etnis," kata Suu Kyi kepada BBC.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan ratusan kelompok tak bernegara tewas dalam penumpasan berbulan-bulan yang dilakukan oleh militer menyusul serangan mematikan terhadap pos polisi perbatasan Myanmar.

Selain itu hampir 75.000 warga Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Namun Suu Kyi membantah bahwa dia atau otoritas Myanmar sengaja mengabaikan kejahatan itu.

"Saya tidak cukup yakin dengan apa yang Anda maksud dengan mengatakan bahwa kami tidak cukup prihatin pada semua tuduhan tentang kejahatan yang berlangsung di Rakhine," katanya.

Menurut Suu Kyi pihaknya sedang menyelidiki tuduhan tersebut.

"Kami sedang menyelidikinya dan mengambil tindakan," katanya sebagaimana dikutip Antara.

Mogherini menyebut Myanmar mendukung penyelidikan PBB.

"Pembentukan misi pencari fakta adalah satu dari sangat sedikit isu pertentangan antara kami," katanya di samping Suu Kyi.

Baca juga artikel terkait MUSLIM ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra