tirto.id - Kholid adalah salah satu nelayan asal Banten yang mengkritik proyek pagar laut Tangerang. Pagar sepanjang 30 kilometer itu hingga kini masih menuai polemik dan belum ketahuan pemiliknya.
Menurut Kholid, pagar laut Tangerang yang terbuat dari ribuan bambu itu merugikan para nelayan setempat. Pagar itu membatasi ruang gerak nelayan ketika mencari ikan.
Dalam acara Indonesia Lawyers Club, Kholid menyampaikan rasa prihatin terkait proyek pagar laut itu.
"Ketika saya ini sebagai masyarakat yang merasakan kejadiannya brutal. Laut di pagar, di kotak-kotak, sehingga saya untuk mencari ikan ini ruang lingkupnya jadi sempit," ujar Kholid, dikutip Kamis, 23 Januari 2025.
Tak hanya itu, adanya pagar laut itu membuat para nelayan harus merogoh biaya tambahan lebih besar karena jarak tempuh untuk mencari ikan jadi lebih jauh.
"Kesulitannya itu, satu, jarak tempuh. Misalnya, yang harusnya kita itu habis dua liter atau tiga liter, menjadi dua kali lipat," tambah Kholid dalam acara ILC.
Dampak lain yakni patahan-patahan bambu pada pagar laut itu merusak dinding perahu para nelayan yang melintas.
Meskipun pemerintah telah melakukan penyegelan terhadap pagar tersebut, Kholid meminta Pemerintah segera memusnahkan pagar tersebut.
Kholid juga menyebut pemerintah lamban dalam mengatasi persoalan yang melanggar peraturan.
Siapa Sosok Kholid yang Kritisi Pagar Laut Tangerang?
Kholid merupakan seorang nelayan asal Desa Kronjo, Kecamatan Pontang, Serang, Provinsi Banten.
Kholid mulai banyak menarik simpati publik usai mengkritik proyek pagar laut misterius di perairan Kabupaten Tangerang, Banten.
Kritik Kholid berakar pada langkah Pemerintah yang lambat dalam menangani kasus tersebut. Ia juga membandingkan langkah pemerintah ketika menangani kasus kecil seperti maling kayu.
Dalam wawancara, Kholid juga menyebut bahwa ia mengetahui dalang di balik pembangunan proyek yang merugikan nelayan tersebut.
Kholid sempat menyebut buku yang berjudul Logika Penjajah karya Yai Midi untuk menjelaskan kasus pagar laut tersebut.
Hingga kini pemerintah telah menerjunkan sejumlah personel untuk membongkar pagar laut di Tangerang secara bertahap.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Dipna Videlia Putsanra