Menuju konten utama

Soal Pembiayaan Ibu Kota Baru, Kadin: Peran Swasta Sangat Vital

Menurut Kadin dengan besarnya biaya pemindahan ibu kota itu, maka peran swasta menjadi sangat vital.

Soal Pembiayaan Ibu Kota Baru, Kadin: Peran Swasta Sangat Vital
Peta Ibu kota baru Indonesia. foto/googlemaps

tirto.id - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Rosan Roeslani mengatakan biaya pembangunan ibu kota cukup besar karena mencapai Rp466 triliun atau hampir seperempat APBN.

Ia mengatakan dengan besarnya biaya itu, maka peran swasta menjadi sangat vital. Rosan menambahkan kalau swasta akan membantu pembiayaan ibu kota negara yang akan pindah ke Kalimantan Timur.

“Untuk pelaku usaha sangat penting dari total budget Rp466 triliun. Hanya 19 persen dari APBN, 81 persen swasta. Peran swasta akan jadi sangat vital dalam rangka keberlangsungan atau keberhasilan dari pemindahan ibu kota dari segi pembiayaan,” ucap Rosan kepada wartawan saat ditemui di Menara Kading pada Selasa (27/8/2019).

Rosan mengatakan swasta perlu berperan aktif dalam perkara ini. Menurutnya mereka tertarik untuk memelajari aturan main dan cara investasinya.

“Salah satunya dengan sewa gedung di Jakarta. Itu kami ingin tahu,” ucap Rosan.

Rosan mengatakan pengusaha sudah memberi masukan. Ia pun mendorong agar pemerintah dapat merealisasikan rencana pemindahan ibu kota ini tepat waktu.

“Sudah dievaluasi kami sudah beri masukan. Ya sudah kami dukung. Sama-sama dijalankan kalau kami ributkan ini enggak jalan-jalan,” ucap Rosan.

Ketika ditanya mengenai adanya kekhawatiran kalau proyek pemerintah dapat mangkrak, Rosan mengaku tetap optimistis. Ia mengatakan kalau setiap keputusan ini memang memiliki potensi demikian, tetapi selama dijalankan dengan transparan maka ia yakin potensinya dapat dicegai.

“Kita harus berpikiran positif. Dalam setiap keputusan ada kekhawatiran ya wajar,” ucap Rosan.

Baca juga artikel terkait PEMINDAHAN IBUKOTA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nur Hidayah Perwitasari