Menuju konten utama

Sistem Ganjil Genap Hanya Bisa Diberlakukan di Jalan Non-Tol

Ketua YLKI Tulus Abadi menilai, pembatasan jumlah kendaraan dengan sistem ganjil genap adalah kebijakan yang kurang tepat untuk diterapkan di jalan tol.

Sistem Ganjil Genap Hanya Bisa Diberlakukan di Jalan Non-Tol
Pengendara melintasi ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/8). ANTARA FOTO/Risky Andrianto

tirto.id - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menilai rencana pembatasan jumlah kendaraan berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap di jalan tol sebagai kebijakan yang kurang tepat. Sebab, menurutnya kebijakan itu hanya bisa dilakukan di jalan nontol.

"Tidak ada praktik ganjil genap di mana pun yang diterapkan di jalan tol. Pemberlakukan ganjil genap hanya bisa di jalan nontol dan dalam kota saja," kata dia, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/8/2017).

Dia mengatakan pemberlakuan pembatasan kendaraan berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap biasanya hanya bersifat ad-hoc di jalan protokol dalam kota dan instrumen yang tidak permanen.

Pembatasan kendaraan berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap, menurutnya akan menabrak aturan tentang jalan tol. Saat ini, terdapat UU Nomor 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Peraturan Pemerintah Nomor 44/2009 tentang Jalan Tol.

"Jalan tol adalah jalan bebas hambatan. Tidak ada rambu-rambu lalu lintas yang sifatnya menjadi penghambat, termasuk lampu pengatur lalu-lintas," katanya, sebagaimana diwartakan Antara.

Karena itu, untuk mengatasi kemacetan di jalan raya, termasuk di jalan tol, Abadi menyarankan pemerintah lebih baik memperbaiki dan membangun angkutan umum massal yang terpadu, mudah diakses, dan tepat waktu.

"Kemudian, untuk membatasi kendaraan, terapkan jalan berbayar secara elektronik secara konsisten dengan pendataan mobil yang akurat," katanya. Di sisi lain, jumlah mobil di Tanah Air bertambah secara signifikan.

Rencana pembatasan kendaraan berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap akan mulai diberlakukan pada akhir Agustus 2017 di ruas tol Jakarta-Cikampek, dimulai dari Gerbang Tol Bekasi Barat hingga Gerbang Tol Semanggi.

Pembatasan tersebut berlaku pada jam-jam sibuk, yaitu pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek menyiapkan 60 unit bus tambahan agar para pengguna jalan tol bisa menggunakan bus dengan kapasitas lebih banyak.

Baca juga artikel terkait SISTEM LALU LINTAS GANJIL GENAP atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra