tirto.id - YouTuber Nessie Judge menerima kecaman dari sejumlah pihak karena foto Junko Furuta. Nessie memasang foto Junko dalam salah satu video yang berkolaborasi dengan grup K-pop NCT Dream.
Warganet di X menilai pemasangan foto Junko sebagai dekorasi studio tersebut tidak etis. Nessie telah meminta maaf dan menurunkan video yang menampilkan foto Junko.
the fact that a youtube channel with 11 million subscribers decided to use a photo of junko furuta, a victim of one of the most horrific cases of femicide ever recorded, as a creepy decoration for a silly halloween episode with a kpop group is nauseating https://t.co/FGr2z3YH1Lpic.twitter.com/hZEzylLT6q
— val (@qweenbeeval) November 3, 2025
"Trigger warning: artikel ini mengandung unsur kekerasan dan pemerkosaan yang menimbulkan ketidaknyamanan serta memicu trauma."
Siapa Junko Furuta?
Junko Furuta adalah siswi sekolah menengah Jepang yang menjadi korban penculikan, penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan pada tahun 1988.
Furuta lahir pada 18 Januari 1971 dan meninggal pada 4 Januari 1989. Saat berusia 17 tahun, empat orang remaja menculik, menyiksa, memperkosa, dan membunuh Furuta.
Empat pelaku utama aksi keji tersebut adalah Hiroshi Miyano (18), Jo Ogura (17), Shinji Minato (16), dan Yasushi Watanabe (17). Penyiksaan terhadap Furuta berlangsung selama 40 hari sejak 25 November 1988.
Jasad Furuta ditemukan di dalam drum berisi beton. Kebrutalan kasus ini menggemparkan Jepang, dan disebut-sebut sebagai kasus kejahatan remaja terburuk dalam sejarah pascaperang negara tersebut.
Kronologi Kasus Junko Furuta
Berikut ini kronologi kasus Junko Furuta hingga ia ditemukan tewas.
1. Malam Penculikan Junko Furuta
Penculikan Junko Furuta terjadi pada 25 November 1988 malam hari saat dua pelaku Miyano dan Minato berkeliling Misato dengan sepeda motor.Mereka melihat Furuta sedang dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu. Atas perintah Miyano, Minato menendang Furuta dari sepedanya dan melarikan diri.
Miyano, yang berpura-pura menyaksikan penyerangan tersebut secara kebetulan, mendekati Furuta dan menawarkan untuk mengantarnya pulang.
Alih-alih pulang ke rumah, Miyano membawa Furuta ke sebuah gudang dan mengancam dengan mengatakan ia adalah anggota Yakuza dan hanya akan membiarkan Furuta hidup jika menuruti perintah.
Malam itu, Miyano membawa Furuta dengan taksi ke sebuah hotel di Adachi, tempat ia memperkosanya. Ia kemudian menelepon rumah Minato dan menceritakan pemerkosaan tersebut kepada Ogura.
2. Furuta Dibawa ke Rumah Minato
Pada dini hari 26 November, Miyano membawa Furuta ke taman dekat hotel, tempat Ogura, Minato, dan Watanabe menunggu.Mereka memberi tahu Furuta bahwa mereka tahu di mana ia tinggal, dan bahwa Yakuza akan membunuh keluarganya jika ia mencoba melarikan diri.
Minato setuju untuk mengurung Furuta di sebuah kamar di lantai dua rumahnya di Adachi untuk tujuan memperkosanya secara beramai-ramai. Furuta ditawan selama total 40 hari.
3. Orang Tua Furuta Menghubungi Polisi
Pada 27 November, orang tua Furuta melaporkan anak mereka hilang ke polisi. Untuk mencegah penyelidikan lebih lanjut, para penculik memaksa Furuta menelepon ibunya tiga kali untuk meyakinkannya bahwa ia telah melarikan diri tetapi aman dan tinggal bersama teman-temannya.Ketika orang tua Minato hadir di rumah tempat ia dikurung, Furuta dipaksa untuk berpura-pura menjadi pacarnya. Orang tua Minato kelak mengklaim bahwa mereka tidak menolong Furuta karena takut pada putra mereka, yang semakin bersikap kasar.
4. Penyiksaan terhadap Furuta
Pada malam 28 November hingga 40 hari kemudian, Miyano bersama para tersangka lain termasuk Nakamura dan Ihara, memperkosa Furuta secara beramai-ramai.Para pelaku menyiksa Furuta setiap hari dengan amat keji. Pada awal Desember, sebagai hukuman karena mencoba melarikan diri, para pelaku berulang kali meninju wajah Furuta, dan Miyano membakar pergelangan kakinya dengan korek api.
5. Furuta Alami Penyiksaan yang Semakin Parah
Sepanjang sisa bulan Desember, tingkat keparahan penganiayaan terhadap Furuta terus meningkat, dan pada akhir bulan ia mengalami malnutrisi parah setelah hanya diberi sedikit makanan dan air.Akibat luka-luka, ia tidak dapat berjalan ke toilet di lantai bawah, dan terbaring di lantai ruangan dalam kondisi sangat lemah.
Kondisi fisik Furuta juga rusak akibat penyiksaan terus menerus, wajahnya membengkak hingga tak dapat dikenali, dan luka-lukanya mulai membusuk.
6. Furuta Dibunuh
Pada 4 Januari 1989, setelah kalah dalam permainan mahjong, Miyano memutuskan untuk melampiaskan amarahnya kepada Furuta.Para pelaku menyiksa Furuta selama sekitar dua jam, setelah itu Furuta meninggal pada pukul 10 pagi. Untuk menutupi jejak kejahatan, para pelaku membungkus jasad Furuta dengan selimut dan memasukkannya ke dalam tas besar, lalu memasukkan tas tersebut ke dalam drum berisi semen basah
Sekitar pukul 20.00 tanggal 5 Januari, mereka pergi ke sebuah lahan kosong di dekat lokasi konstruksi di Pulau Wakasu di Kōtō, Tokyo, dan membuang drum tersebut di sana.
7. Para Pelaku Dapat Hukuman Ringan
Pihak berwenang memenjarakan keempat pelaku. Hiroshi Miyano dijatuhi hukuman 17 tahun penjara. Namun, ia menentang hukumannya dan menginginkan hukuman yang lebih ringan.Pengadilan menolak bandingnya dan menambahkan tiga tahun penjara. Sementara itu, para pelaku lainnya Jo Ogura, Shinji Minato, dan Yasushi Watanabe dihukum lima hingga sepuluh tahun penjara.
Meskipun keberadaan mereka saat ini tidak diketahui, para pembunuh Junko Furuta kini bebas dan menjalani hidup mandiri.
Para penyidik kesulitan menangkap para pelaku dalam kasus Furuta. Polisi dilaporkan menangkap Miyano dan Ogura dalam kasus kekerasan seksual lainnya.
Akhirnya, keduanya mengakui kejahatan yang dilakukan terhadap Junko Furuta. Beberapa hari kemudian, polisi menangkap dua pelaku lainnya dan memenjarakan mereka.
Kasus Furuta ternyata menjadi salah satu kasus paling mengerikan dalam sejarah pascaperang Jepang. Pada tahun 2004, sebuah film layar lebar, Concrete, diadaptasi dari kasus pembunuhan Junko Furuta.
Editor: Iswara N Raditya
Masuk tirto.id

































