tirto.id - Drama Korea Vincenzo cukup populer dan meramaikan dunia pertelevisian di awal tahun 2021.
Aktor papan atas, Song Joong Ki berhasil merebut hati penonton dengan perannya sebagai seorang mafia dari Italia. Ketenaran drama tersebut kemudian membuat banyak anak muda mengglorifikasi sosok mafia: Gagah dan kaya raya.
Padahal sebaliknya, mafia menjadi bagian dari sejarah kelam Italia, terutama pada periode The Great Mafia War yang menewaskan banyak korban tak bersalah.
Sampai saat ini, sejarah mengenai mafia dikenang melalui buku pelajaran murid-murid Italia. Tujuannya untuk mengingatkan kembali jasa pahlawan seperti Borsellino dan Falcone yang bertempur melawan kriminal di Sisilia sebagai hakim penuntut.
Belasan tahun memerangi mafia, Italia melalui perjalanan panjang untuk menutup kasus kriminal paling terkenal di dunia. Meski aparat berkali-kali memburu kelompok mafia, mereka akan selalu hidup bersembunyi secara rahasia di jalan-jalan setapak Italia.
Awal Mula Kemunculan Mafia Italia: Berawal Dari Pulau Sisilia
Pulau cantik yang terletak di laut Mediterania antara Afrika Utara dan daratan Italia sejak lama dikuasai oleh barisan panjang penjajah asing.
Berabad-abad di bawah kekuasaan Spanyol, Arab, Prancis, Romawi dan Fenisia, penduduk Sisilia terpaksa berkelompok demi berlindung dari serangan. Kelompok-kelompok tersebut akhirnya dikenal sebagai klan atau keluarga.
Klan atau keluarga dari kelompok-kelompok besar Sisilia kemudian mengembangkan sistem keadilan dan retribusi secara mandiri. Tentunya, sistem yang mereka bangun tidak di ketahui penguasa jajahan kala itu.
Mulanya kata mafia tidak memiliki konotasi buruk. Mafioso atau anggota dari mafia merujuk pada orang-orang yang minim kepercayaan terhadap otoritas pusat.
Namun pada awal abad ke-19, kelompok-kelompok tersebut justru memperburuk situasi kota Sisilia yang tengah krisis. Kelompok mafia seringkali memeras uang perlindungan dari pemilik tanah.
Di akhir abad ke-18, Sisilia menjadi provinsi Italia yang baru saja bersatu. Dengan pemerintahan yang baru seumur jagung, Italia terutama di bagian Selatan musti dihadapkan pada kekacauan dan kejahatan yang merajalela.
Demi menekan tingkat kejahatan di Sisilia, merujuk pada laman History, pemerintah setempat meminta uluran tangan dari kelompok klan mafia.
Sebagai gantinya, pemerintah berjanji melindungi mereka dengan asumsi bahwa hal ini hanya berlangsung sementara, hingga Roma mendapatkan kekuasaannya kembali.
Tanpa disadari pemerintah Sisilia, kelompok-kelompok klan tersebut justru berkembang dan memperluas aktivitas kriminalnya. Bahkan, mereka mulai terjun dalam kegiatan politik dan ekonomi Sisilia.
Kekuatan kelompok mafia di Sisilia kemudian membikin beberapa klan keluarga di daerah lain Italia melakukan hal serupa. Selain Sisilia, daerah-daerah lainnya di bagian selatan Italia seperti Puglia, Napoli, dan Calabria juga mulai membangun dinasti mafia.
Kelompok Mafia Paling Ditakuti di Sisilia: La Cosa Nostra
Di antara empat kelompok mafia besar di Italia, La Cosa Nostra merupakan salah satu yang paling ditakuti.
Cosa Nostra bisa dibilang kelompok panutan bagi seluruh mafia Italia. Sebab geng Sisilia, Cosa Nostra membentuk model mafia yang diikuti kelompok mafia lain.
Dalam bahasa Italia, ‘Cosa Nostra’ diartikan sebagai hal kami atau our thing.
Melansir dari BBC, demi menjaga kerahasiaan ruang gerak operasi kriminal mereka, Cosa Nostra memiliki kode sumpah Omerta. Sumpah ini dipakai sebagai basis loyalitas kepada anggota baru Cosa Nostra, terutama anak-anak yang baru saja direkrut.
Geng Mafia Sisilia mencapai puncak kejayaan di tahun 1970, saat mereka tak lagi beroperasi di negara Italia.
Dekade itu Cosa Nostra berhasil menjadi aktor penting perdagangan narkotika internasional. Bisnis heroin membuka pintu bagi Cosa Nostra mendominasi negeri Paman Sam.
Cosa Nostra di Abad ke 21
Walaupun Cosa Nostra melebarkan sayap hingga Amerika Serikat, benteng pertahanan geng mafia ini tetap sulit ditembus otoritas berwenang.
Dengan kode Omerta, uang suap dan juga kehebatan mengintimidasi para pemangku kekuasaan, Cosa Nostra terus beroperasi dalam gelap.
Namun semenjak tahun 1980, Cosa Nostra dihadapkan konflik internal dan eksternal yang cukup menggoyang pertahanan mereka. Hal ini berawal dari perebutan kekuasaan antar keluarga mafia dalam Komisi Mafia Sisilia.
Salah satu klan mafia di Sisilia yaitu Corleonesi sedang "Rise in power" di bawah pimpinan Luciano Leggio. Sosok Luciano Leggio terkenal punya ambisi yang membikin para petinggi Komisi Mafia Sisilia lain was was.
Konflik internal yang makin memanas antara Luciano Leggio dan pemegang kekuasaan Komisi Mafia Sisilia memicu The Great Mafia War. Pada tahun 1981, perang mafia kedua berkobar akibat kematian Stefano Bontade.
Klan Corleonesi bersama Luciano Leggio dan beberapa keluarga mafia sekutunya adalah aktor dibalik pembunuhan sadis tersebut.
Dengan munculnya Mattanza atau The Great Mafia War, keberadaan Mafia mulai terungkap. Lebih dari seribu pembunuhan terjadi selama periode ini termasuk pembunuhan hakim, jaksa dan politisi. Diantaranya terdapat Falcone dan Borsellino, hakim pada The Maxi Trial yaitu pengadilan pidana terbesar dalam sejarah terhadap Mafia Sisilia.
Periode perang besar Mafia di tahun 1981-1983 menjadi luka lama bagi penduduk Italia. Bukan hal asing mendengar tembakan dan melihat jalan yang berlumur darah akibat perang tersebut.
Akibat identitas mafia yang perlahan terungkap, undang-undang anti pemerasan berhasil ditetapkan oleh para jaksa di Italia. Aturan tersebut memberi ganjaran hukum berat bagi para mafia. Pada tahun 1980-1990, pencarian terhadap sekelompok mafia terus dilakukan.
Perlahan, satu persatu mafia papan atas mulai ditangkap. Tahun 1986 merupakan salah satu momentum penting bagi jaksa Italia karena penangkapan ketua dari Corleonesi Mafia yaitu Salvatore Riina. Ia biasa dikenal sebagai bos dari semua bos.
Walaupun para sesepuh mafia telah tertangkap dan kegiatan mafia mulai melemah, kode Omerta perekrutan anggota baru masih terus berjalan.
Hingga saat ini, jaksa dan para polisi internasional masih dalam perburuan terhadap para boss Italia. Salah satu orang paling dicari di Uni Eropa adalah Matteo Messina Denaro, bos klan Mafia Sisilia bagian dari Cosa Nostra.
Di abad ke-21, mafia Italia belum sepenuhnya hilang dalam operasi kriminal.
Kisah mafia Italia tak seindah penggambaran sineas: Hidup mewah bergelimang harta. Horornya jalan setapak Sisilia dengan lumuran darah korban tak bersalah selalu menjadi luka membekas di hati masyarakat Italia.
Penulis: Maysa Ameera Andarini
Editor: Aditya Widya Putri