Menuju konten utama

Sejarah Islam Masuk Indonesia: Teori Malabar, Persia, Gujarat, Arab

Berikut penjelasan 4 teori sejarah masuknya Islam ke Indonesia, yakni Teori Malabar, Teori Gujarat, Teori Arab, dan Teori Persia.

Sejarah Islam Masuk Indonesia: Teori Malabar, Persia, Gujarat, Arab
Ilustrasi Peta Indonesia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sejarah masuknya agama Islam di Indonesia diperkirakan terjadi pada belasan abad silam. Hal ini merujuk pada sejumlah catatan kuno dan situs yang menunjukkan keberadaan komunitas muslim di nusantara.

Pada masa belasan abad lalu, wilayah yang kini menjadi bagian dari negara Indonesia sudah jadi jalur perdagangan maritim internasional yang ramai. Banyak pedagang dari berbagai kawasan dan latar belakang, termasuk yang beragama Islam, singgah atau malah bermukim di nusantara.

Saat ini, Islam menjadi agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah warga beragama Islam di Indonesia sebesar 237,53 juta jiwa atau setara dengan 86,9 persen dari total penduduk RI.

Meskipun sejarah perkembangan Islam di Indonesia diketahui sudah meliputi masa belasan abad, para sejarawan belum satu suara terkait dengan teori awal masuknya agama ini ke nusantara. Ada beragam teori yang berkembang mengenai sejarah awal masuknya Islam ke Indonesia.

Sebagian teori itu memuat hipotesis bahwa Islam dibawa oleh pendatang dari kawasan yang ada di sebelah barat nusantara. Namun, mereka tidak terbatas datang dari arab.

Dalam konteks ini, terdapat 4 teori yang cukup populer. Keempatnya ialah ialah Teori Gujarat, Teori Arab, Teori Persia, serta Teori Malabar. Berikut ini detail penjelasan masing-masing teori tersebut.

1. Teori Gujarat

Teori Gujarat menyatakan bahwa awal masuknya Islam ke Indonesia dibawa oleh para pedagang maupun saudagar-saudagar yang berasal dari Gujarat. Wilayah ini terletak di bagian barat India.

Tokoh yang mempopulerkan Teori Gujarat adalah Snouck Hurgronje, orientalis terkemuka Belanda. Dalam karyanya yang berjudul De Islam in NederlandschIndie, pada Groote Godsdienten, Seri II, (Baarn: Holandia Drukkerij, 1913: 359-392), Snouck menulis bahwa islamisasi masyarakat pesisir Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil lainnya, bermula dari usaha saudagar muslim dari kawasan India barat.

Mereka merupakan pedagang- pedagang tradisional yang sejak sebelum kedatangan agama Islam telah menjalin hubungan perdagangan dari India ke pulau-pulau Nusantara. Orang-orang India itu, termasuk yang telah muslim, punya pengaruh signifikan terhadap kehidupan penduduk nusantara.

2. Teori Arab (Mekkah)

Teori Arab menyatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia atau Nusantara dibawa langsung oleh orang-orang Arab (Timur Tengah) sejak abad 7 Masehi. Teori Arab ini dipopulerkan oleh sejumlah tokoh, yaitu Buya Hamka, J.C. van Leur, Anthony H. Johns, dan T.W. Arnold.

Dikutip dari artikel dalam Jurnal Wardah (No. XXVII, 2014: 141) yang ditulis oleh Rosita Baiti dan Abdur Razzaq, Teori Arab didasari bukti sejarah yang menyatakan bahwa pada abad ke-7, orang-orang Arab muslim telah ada di pantai Barat Sumatra.

Selain itu, ada persamaan Mazhab yang dianut bangsa Arab dengan Indonesia. Juga digunakannya gelar al-Malik pada raja-raja Samudra Pasai, sesuai dengan nama-nama Sultan di Mesir.

3. Teori Persia

Sejumlah tokoh pencetus Teori Persia adalah Umar Amir Husen, M. Dahlan Mansur, dan Hoesein Djajadiningrat. Berdasar teori Persia, Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Persia, termasuk pengikut Syiah, pada awalnya.

Teori ini diperkuat dengan adanya perkumpulan orang-orang Persia di Aceh sejak abad ke-15. Pada saat itu, pemakaian gelar Syah yang biasa digunakan di Persia, juga pernah digunakan raja-raja di Aceh

Selain itu, ada persamaan tradisi keagamaan umat Islam di Indonesia dengan Persia. Contohnya, peringatan hari Asyura pada tanggal 10 Muharram atas wafatnya cucu Nabi Muhammad, Husein.

4. Teori Malabar (Coromandel)

Selain tiga teori di atas, masih ada Teori Malabar. Teori ini menerangkan bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada awalnya dibawa oleh orang-orang Malabar. Wilayah Malabar termasuk bagian dari kawasan pesisir India timur.

Tokoh sekaligus sejarawan yang mencetuskan Teori Malabar ialah Thomas W. Arnold dan Morisson. Nama yang kedua menyampaikan analisis yang memperuat hipotesis dari tokoh pertama.

Arnold mendasari teorinya dengan alasan adanya kesamaan mazhab fikih yang dianut penduduk Islam di Malabar dan nusantara. Keduanya sama-sama menganut Mazhab Syafi’i.

Maka itu, Arnold meyakini para pedagang ataupun saudagar yang datang dari India dan mengawali penyebaran Islam ke Nusantara ialah orang-orang dari Malabar (Coromandel), bukan Gujarat.

Morisson kemudian memperkuat teori Arnold. Dia mengajukan bukti bahwa, saat terjadi Islamisasi di wilayah Pasai pada tahun 1292 M, Gujarat masih di bawah kekuasaan Kerajaan Hindu.

Karena itu, Morisson berpendapat kecil kemungkinan penyebaran agama Islam di Pasai dirintis oleh pedagang dari Gujarat. Argumenya juga didasarkan pada laporan Tome Pires, yang berjudul Suma Oriental.

Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan lainnya dari Alhidayath Parinduri

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Alhidayath Parinduri
Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Addi M Idhom