Menuju konten utama
Sejarah Indonesia

Teori Bangladesh Masuknya Islam ke Indonesia, Bukti Sejarah, Tokoh

Adakah bukti sejarah Teori Bangladesh (Benggali) masuknya Islam ke Nusantara atau Indonesia dan siapa tokoh pencetusnya?

Teori Bangladesh Masuknya Islam ke Indonesia, Bukti Sejarah, Tokoh
Makam Sultan Malik As-Shalih, Pendiri Kerajaan Samudera Pasai yang disebut mirip dengan batu nisan di Benggala. wikimedia commons/free share

tirto.id - Teori Bangladesh atau Benggali menjadi salah satu teori yang muncul terkait sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia atau Nusantara meskipun tidak sepopuler Teori Arab (Mekkah), Persia (Iran), Gujarat (India ), atau Cina. Lantas, adakah bukti-bukti sejarah yang mendukung Teori Bangladesh, dan siapa tokoh pencetusnya?

Islam masuk dan berkembang di Nusantara melalui perdagangan, perkawinan, kesenian, politik, hingga tasawuf. Hadirnya Islam membuat pembauran budaya dalam masyarakat Nusantara. Proses asimilasi dan akulturasi yang melibatkan budaya Islam dengan budaya setempat tampak terlihat pada seni bangunan, kesenian, kalender, seni ukir, dan sebagainya.

Ketika Islam datang di Nusantara, terdapat berbagai suku bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi, dan sosial budaya setempat. Sebagian suku bangsa itu ada di pedalaman dan belum banyak mengalami perubahan. Namun, hal ini berbeda dengan penduduk yang tinggal di pesisir atau kota-kota pelabuhan di tepi pantai.

Warga pesisir cenderung lebih cepat mengamali percampuran jenis-jenis bangsa dan budaya dari luar. Bangsa India, Persia, Arab, dan Eropa yang datang ke Nusantara untuk berbagai tujuan, lebih mudah berbaur dengan masyarakat pesisir ketimbang orang pedalaman. Dengan demikian, Islam yang dibawa dari luar cenderung berkembang di daerah pesisir.

Bukti Sejarah, Tokoh, & Kelemahan Teori Bangladesh

Menurut Teori Bangladesh atau yang kerap disebut juga sebagai Teori Benggali, hadirnya ajaran Islam di Nusantara yang kemudian menjadi agama mayoritas di Indonesia terjadi berkat kedatangan orang-orang Benggali. Bangladesh sendiri kini merupakan sebuah negara di Asia Selatan yang berbatasan langsung dengan India dan Myanmar.

Adapun Benggali adalah komunitas etnik atau suku bangsa yang mendiami wilayah Benggala. Benggala Barat kemudian masuk ke dalam wilayah India, sedangkan Benggala Timur menjadi bagian dari Bangladesh. Suku Benggali merupakan kelompok etnis terbesar ke-3 di dunia setelah Tionghoa (Cina) dan Arab.

Teori Bangladesh sebagai salah satu teori terkait sejarah masuknya agama Islam ke Nusantara dicetuskan oleh S.Q. Fatimi. Landasan untuk menguatkan teori ini salah satunya adalah bahwa ada tokoh-tokoh terkemua di Pasai (Aceh) yang berasal dari Benggala alias dari etnis Benggali.

S.Q. Fatimi, dikutip dari Kuntala, Sriwijaya dan Suwarnabhumi (1981) karya Slamet Muljana, mendukung pendapat Tomi Pires, penjelajah asal Portugal, yang menyebut agama Islam masuk ke Pasai dari Benggala. Orang-orang Benggali membawa Islam ke Nusantara diperkirakan terjadi sejak abad 11 Masehi.

Bukti lain yang dikemukakan Fatimi adalah batu nisan yang ditemukan di Pasai, termasuk batu nisan yang terdapat di malam Maulana Malik Al Saleh atau Sultan Malikussaleh alias Marah Silu, pendiri Kesultanan Samudera Pasai pada 1267 M.

Fatimi membantah pendapat yang menyatakan model dan bentuk batu nisan di Pasai berasal dari Gujarat seperti yang diyakini sebelumnya.

Menurut Fatimi, seperti dinukil Solikin M. Juhro dalam Praktik Ekonomi dan Keuangan Syariah oleh Kerajaan Islam di Indonesia (2021), batu nisan di Pasai itu justru mirip dengan yang ada di Benggala.

Batu nisan ala Benggala juga banyak ditemukan pada banyak kuburan lain yang berasal dari zaman Pasai. Fatimi meyakini keberadaan artefak yang ada, turut menjadi kritik atas pendapat ahli yang mengabaikan adanya batu nisan Siti Fatimah bertanggal 475/1082 yang ditemukan di Leran, Jawa Timur.

Kendati demikian, penelitian Fatimi memiliki kelemahan seiring munculnya kritik dari sisi mazhab Islam. Muslim Benggali di Bangladesh cenderung menganut Mazhab Hanafi. Hal ini bertolak belakang dengan umat Islam di Indonesia yang mayoritas menganut Mazhab Syafi'i.

Baca juga artikel terkait TEORI MASUKNYA ISLAM atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Iswara N Raditya