Menuju konten utama

Teori Sejarah Masuknya Islam dari Mekah dan Tokoh Pendukungnya

Teori Mekkah menyatakan bahwa Islam di nusantara sangat mirip dengan ajaran islam di Mekkah dan Mesir.

Teori Sejarah Masuknya Islam dari Mekah dan Tokoh Pendukungnya
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Dalam Teori Mekkah, Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang-pedagang Arab yang datang ke nusantara sekaligus untuk berdakwah.

Sebuah ideologi tidak datang begitu saja. Kehadirannya di suatu wilayah dibawa oleh pihak-pihak tertentu yang kemudian menyebar luas di masyarakat. Begitu pula kehadiran agama Islam di Indonesia, dibawa bangsa lain dengan kontak bersama masyarakat nusantara.

Masuknya Islam di nusantara memiliki beberapa teori. Di antara teori tersebut adalah Teori Gujarat, Teori Arab (Mekkah), Teori Persia, dan Teori China. Masing-masing teori memiliki landasan dan pendukung masing-masing.

Sumber sejarah yang dipakai untuk penentuan teori antara lain penemuan artefak dan kebudayaan masa lampau. Dari situ kemudian dikaji dengan fakta sejarah lain untuk membuktikan kebenaran masing-masing teori.

Teori Mekah dan Tokoh Pendukungnya

Masuknya Islam di nusantara yang diduga dibawa muslim dari Timur Tengah dikuatkan melalui Teori Arab atau disebut pula Teori Makkah.

Dalam modul Sejarah Indonesia: Islam Nusantara (2017) terbitan Kemdikbud, Teori Arab mengemukakan dahulu pedagang-pedagang muslim Arab datang ke nusantara sekaligus untuk berdakwah.

Teori ini didukung oleh Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, Buya Hamka, Naquib al-Attas, Keyzer, M. Yunus Jamil, dan Crawfurd.

Menurut kajian T.W. Arnold, banyak pedagang dari Arab yang mendominasi perdagangan di Coromandel-Malabar. Peristiwa itu terjadi sekitar abad 7-8 masehi. Mulai sinilah para pedagang berhubungan dengan wilayah nusantara.

Dari pusat perdagangan di Coromandel-Malabar, para pedagang menyebar ke nusantara. Saat berdagang, mereka turut menyebarkan Islam pada penduduk lokal.

Sementara itu, Crawfurd juga melihat kaitan antara Islam yang berkembang di Indonesia dan di Arab. Crawfurd berpendapat bahwa Islam di nusantara memiliki persamaan mazhab dengan Mekkah dan Mesir yaitu mazhab Syafi'i.

Hal ini berbeda dengan mazhab yang berkembang di Gujarat/India yang menganut mazhab Hanafi. Buya Hamka juga menguatkan pendapat bahwa Islam masuk di Indonesia atas peran pedagang muslim Arab.

Dalam kajiannya disebutkan bahwa gelar raja Samudera Pasai sama seperti gelar raja di Arab yakni Al Malik. Berbeda dengan gelar raja di India yang memakai nama Khan, sehingga pengaruh dari Arab lebih terlihat.

Bukti lain yang disodorkan Hamka untuk memperkuat Teori Mekkah yaitu penemuan naskah kuno.

Dalam buku Sejarah Umat Islam (1997), Hamka menyebut naskah kuno ini berisi penjelasan bahwa bangsa Arab sudah bermukim pada tahun 625 masehi di sekitar Pantai Barat Sumatera. Di samping itu, ditemukan nisan kuno bertulis Syekh Rukunuddin bertahun 672 masehi.

Para ahli pendukung Teori Mekkah menyatakan adanya kekuasaan politik Islam yang muncul di nusantara pada abad 13. Artinya, jauh sebelum itu Islam sudah masuk Indonesia sekitar abad 7.

Penyebaran Islam sangat dipengaruhi kehadiran bangsa Arab. Mengutip modul Sejarah Indonesia Kelas X (2020), saat ini Teori Mekkah dinilai paling kuat menjadi alasan masuknya Islam di Nusantara dari teori-teori lain.

Namun, teori ini memiliki kelemahan dalam kurangnya fakta dan bukti pendukung untuk menjelaskan peran bangsa Arab pada proses penyebaran Islam di Indonesia.

Baca juga artikel terkait ISLAM NUSANTARA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Aditya Widya Putri