tirto.id - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno sempat menyinggung soal pertumbuhan ekonomi 5 persen yang disebut sebagai jebakan seperti yang dikeluhkan oleh Nurjanah, warga di Langkat, Sumatera Utara saat ia berkampanye.
"Kita perlu kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas, ekonomi yang bertumbuh sekarang belum dirasakan oleh masyarakat karena lapangan pekerjaan belum tercipta. Pertumbuhan 5% yang sekarang kita sebut sebagai jebakan 5% dikeluhkan oleh Ibu Nurjanah di Langkat, Sumatera Utara," kata Sandiaga saat menyampaikan visi misi di segmen satu Debat Kelima Pilpres, Sabtu (13/4/2019).
Ia menyebut contoh kasus Ibu Nurjanah yang menyatakan bahwa pembeli yang datang ke tokonya di pasar tradisional sepi.
"Kami merasa bahwa ekonomi harus bertumbuh dengan memberi kesempatan membuka lapangan kerja dan memastikan harga harga bahan pokok terjangkau sehingga beban hidup terutama yang dirasakan oleh ibu-ibu masyarakat tidak membebani. Prabowo-Sandi berkeyakinan dengan membuka lapangan kerja dan menjaga harga bahan pokok kita kan bisa," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa perekonomian harus tumbuh dengan memberi kesempatan dengan membuka lapangan kerja dan memastikan harga-harga bahan pokok terjangkau.
"Delapan bulan lebih 1.550 kunjungan, saya bertemu dan mengharu biru dengan rakyat menyebarkan semangat optimisme. Rakyat menitipkan amanah bahwa keluh kesah dari kaum ibu, mama dari milenial, anak muda, petani, nelayan, guru honorer, para pekerja, semua menginginkan tema hari ini yaitu tema ekonomi menjadi tema utama," ujar Sandiaga.
Sandiaga menyebutkan programnya sebagai referendum ekonomi dengan melihat dan mendengar langsung dari masyarakat.
Debat ini mempertemukan paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Debat terakhir kali ini bertema ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri dan digelar sehari sebelum masa tenang Pemilu 2019 dimulai.
Empat stasiun TV yang menayangkan debat kelima kali ini yaitu TVOne, ANTV, Berita Satu, Net TV, dengan moderator debat dipandu oleh Balques Manisang dan Tomy Ristanto.
Para panelis tersebut adalah Mohammad Nasih (rektor Universitas Airlangga), Arief Mufriani (Dosen FIB UIN Syarif Hidayatullah), Eddy Suratman (Guru Besar FEB Universitas Tanjungpura), Hanif Amali Rivai (Dekan FE Universitas Andalas), juga Suharnomo (Dekan FEB Universitas Diponegoro).
Selain itu, panelis lain adalah Herman Karamoy (Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi) dan I Nyoman Mahaendra Yasa (Dekan FEB Universitas Udayana), Dermawan Wibisono (Guru Besar SBM ITB), Tukiman Tarunasayoga (Dosen Community Development Unika Soegijapranoto, Undip, dan UNS), dan Rachmi Hertanti (Direktur Eksekutif Indonesia For Global Justice).
Editor: Agung DH