tirto.id - Kue jongkong merupakan makanan tradisional khas Pulau Bangka yang cocok dihidangkan sebagai takjil buka puasa, berikut resep dan cara membuatnya.
Tidak hanya bisa ditemui di Bangka Belitung, kue jongkong juga sering dikonsumsi masyarakat Melayu lainnya yang berada di sekitar pulau Sumatra.
Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), kue jongkong sendiri merupakan jajanan yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula merah.
Kue ini dihidangkan dalam lapisan-lapisan cantik dengan perpaduan warna cokelat, hijau, dan putih. Warna cokelat dalam lapisan kue jongkong berasal dari gula merah yang dicairkan.
Kemudian warna hijau berasal dari campuran tepung beras, santan, serta sari daun pandan dan daun suji yang direbus hingga membentuk tekstur lembut seperti puding.
Lalu, lapisan berwarna putih adalah bubur santan yang terbuat dari campuran santan dan tepung beras. Teksturnya sangat halus seperti bubur sumsum.
Perpaduan setiap lapisan kue jongkong itu menghasilkan tekstur lembut, rasa gurih-manis, serta aroma pandan dan kelapa yang pekat. Oleh karena itu, makanan ini bisa dijadikan takjil yang identik dengan makanan manis.
Resep Kue Jongkong Khas Bangka untuk Takjil Buka Puasa
Jajanan kue jongkong khas Bangka bisa dibuat sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang mudah ditemui di pasaran. Kue jongkong tradisional umumnya disajikan dalam wadah seperti mangkuk kecil yang terbuat dari daun pisang.
Namun, seiring dengan berkembangnya zaman ada opsi yang lebih praktis, yaitu gelas (cup) plastik kecil. Penggunaan gelas plastik ini juga dapat mendukung penampilan kue jongkong sehingga lapisan-lapisannya terlihat dari luar.
Apapun pilihan penyajiannya, resep kue jongkong selalu melibatkan lima bahan utama, yaitu tepung beras, tepung tapioka, gula merah atau gula kelapa, santan cair, serta daun pandan dan/atau daun suji.
Menurut Murdijati-Gardjito, dan kawan-kawan dalam Ragam Kudapan Sumatra, Bali, NTB, NTT, dan Papua (2023) berikut resep dan cara membuat kue jongkong khas Bangka:
Bahan:
- 250 gram tepung beras
- 50 gram tepung tapioka
- 100 gram gula pasir
- 1 liter santan cair
- 100 mililiter air daun suji, jika tidak ada bisa diganti pandan
- 100 gram gula kelapa atau gula merah cair
- Wadah daun pisang atau gelas plastik secukupnya untuk membungkus
- Daun pandan secukupnya
Cara membuat:
- Campurkan tepung beras dan tepung tapioka dalam satu wadah, kemudian aduk-aduk hingga tercampur rata.
- Tambahkan gula pasir, dan 2 gelas santan cair ke dalam campuran tepung, lalu aduk-aduk lagi sampai tercampur rata. Jika sudah rata sisihkan.
- Siapkan wadah daun pisang atau cup plastik, lalu tuangkan gula merah cair di atasnya.
- Masak sisa santan dengan daun pandan sampai mendidih, pastikan untuk selalu diaduk-aduk agar santan tidak pecah.
- Setelah santan mendidih, angkat daun pandan, lalu tuangkan santan ke adonan tepung yang sudah dicampur sebelumnya, lalu aduk lagi hingga rata.
- Bagi dua campuran santan dan adonan tepung dalam dua wadah. Wadah pertama dituangkan air daun suji atau pandan, sementara adonan lain biarkan tetap putih.
- Rebus kembali kedua adonan secara terpisah dimulai dari adonan hijau terlebih dahulu. Pastikan adonan dimasak hingga mengental.
- Jika adonan sudah mengental, tuang adonan selagi masih panas di wadah berisi gula merah, lalu sisihkan.
- Lanjutkan ke adonan kedua rebus hingga mengental. Jika sudah mengental, tuang adonan lapisan putih selagi masih panas di atas lapisan hijau.
- Hias dengan potongan daun pandan lalu sajikan selagi hangat.
Editor: Yantina Debora