tirto.id - IQOS dapat menjadi solusi untuk meminimalkan risiko dari penggunaan produk tembakau. Tidak hanya itu, produk tembakau bebas asap dari PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) tersebut bisa mendatangkan keuntungan bagi pelaku usaha hotel hingga UMKM yang terlibat dalam program kemitraan IQOS. Misalnya dalam program IQOS friendly.
IQOS Friendly merupakan program penyediaan tempat khusus yang berlabel "ramah IQOS." Di tempat-tempat itu, pengguna IQOS bebas menggunakan perangkatnya meski aktivitas merokok tidak diperbolehkan.
The Trans Luxury Hotel dan The Trans Hotel Group termasuk yang sudah menerapkan area "ramah IQOS" untuk pengguna fasilitasnya. Director of Marketing and Communication The Trans Luxury Hotel, Anggia Elgana, mengatakan implementasi area "ramah IQOS" itu bisa memangkas secara signifikan alokasi dana untuk penanganan khusus smoking room.
"Perubahannya terasa dari mulai kualitas udara yang tadinya kami perlu punya banyak air purifier untuk menghilangkan aroma rokok, kemudian kita punya treatment [smoking room] yang lebih panjang dari regular room," kata Anggia dalam forum Technovation yang digelar PT HM Sampoerna Tbk dan Philip Morris International di Jakarta, pada Rabu (2/7/2025).
Berbicara di sesi diskusi bertajuk "Smoke-Free Products (SFP) in the Real World," ia menilai IQOS menjadi alternatif produk tembakau yang lebih cocok di industri perhotelan.
"Sudah sekitar satu tahun kita kolaborasi dengan IQOS, tidak hanya dengan menyediakan kamar yang ramah untuk pengguna IQOS, tapi lebih dari itu, karena kami perlu [memberi] edukasi pada karyawan-karyawan kami yang menggunakan rokok," ujar dia.
"Ada edukasi-edukasi juga, karena memang tujuan akhirnya adalah untuk memberikan alternatif," kata Anggia melanjutkan.
Menurut dia, kehadiran IQOS memudahkan karyawan untuk tidak berulang kali mengganti pakaian yang terkena asap rokok. Dengan beralih pada produk tembakau bebas asap, para karyawan The Trans Luxury Hotel bisa memberikan pelayanan lebih maksimal.
Cerita serupa datang dari Chief Marketing Officer Maja Family, Omar Karim Prawiranegara. Dia mengatakan penyediaan area "ramah IQOS" membuat konsumen lebih nyaman dan ini memberikan keuntungan secara bisnis.
“Jadi kita melihat awalnya karena ini inisiatif dari kami adalah ingin punya inklusivitas buat tamu-tamu kita. Karena ini [IQOS] enggak berbau, tamu-tamu terutama kalau perempuan itu yang enggak bau rambutnya kalau datang ke kafe kita, walaupun di situ sampai malam dan lain sebagainya. Jadi, itu salah satu benefit yang langsung kita rasakan bahkan jauh sebelum kita dapat [bermitra dengan] IQOS," papar Omar.
Lebih lanjut, Omar menambahkan, penilaian positif pun datang dari konsumen. Pengunjung cenderung memberikan ulasan positif di media sosial kepada kafe "ramah IQOS" karena tak berbau asap rokok dan lebih nyaman.
Pada kesempatan yang sama, Sales Director Sampoerna, Yohan Lesmana, menyampaikan bahwa perusahaannya juga menilai pelaku UMKM sebagai mitra strategis dalam memberi edukasi tentang produk tembakau bebas asap kepada konsumen dewasa.
Yohan menyadari, produk tembakau bebas asap terbilang baru. Sebab itu, dia menilai, kerja sama dengan UMKM dapat mendekatkan produk ini ke konsumen.
"Kami mengerti bahwa ini inovasi baru. Bukan produk yang sudah [ada] berpuluh tahun sehingga konsumen dewasa mungkin belum mendapat edukasi yang mendalam," ujarnya.
Ke depan, Yohan melanjutkan, Sampoerna berencana melibatkan pelaku UMKM dalam kerja sama yang lebih jauh. Misalnya, dalam penyediaan layanan purna jual (after sales service).
"Jadi bukan hanya untuk jualan dan memberikan informasi. Apabila ada pengguna produk bebas asap kita yang memiliki pertanyaan atau masalah, bisa langsung datang kepada partner-partner UMKM," jelasnya.
Yohan menyebut, kemitraan ini diharapkan dapat membentuk suatu ekosistem terintegrasi yang dapat mengenalkan IQOS kepada lebih banyak konsumen.
Saat ini, IQOS telah menciptakan kemitraan dengan 600 pelaku UMKM di 20 kota di seluruh Indonesia. Kemitraan itu menghasilkan lebih dari 1.300 lapangan kerja baru dan melibatkan 150-an ribu anggota Sampoerna Retail Community (SRC) dalam ekosistem distribusi produk bebas asap.
Editor: Addi M Idhom
Masuk tirto.id


































