Menuju konten utama

Profil Presiden Rusia Sebelum Putin Boris Yeltsin, Kenapa Ia Mundur

Presiden Rusia sebelum Putin: Boris Yeltsin, profil dan jejak karier.

Profil Presiden Rusia Sebelum Putin Boris Yeltsin, Kenapa Ia Mundur
Boris N. Yeltsin. wikimediacommons/free

tirto.id - Presiden Rusia sebelum Putin adalah Boris Yeltsin. Pada 1991, Boris Yeltsin menjadi presiden pertama Rusia yang dipilih publik. Boris Yeltsin membawa Rusia melalui badai politik dan ekonomi sampai pengunduran dirinya pada malam tahun 2000.

Pria bernama lengkap Boris Nikolayevich Yeltsin ini lahir pada 1 Februari 1931 di Sverdlovsk [sekarang Yekaterinburg], Rusia. Ia sudah wafat pada 23 April 2007 di Moskow, Rusia.

Sebelum jadi presiden, Yeltsin menempuh pendidikan di Institut Politeknik Urals dan bekerja di berbagai proyek konstruksi dari tahun 1955 hingga 1968. Ia kemudian bergabung dengan Partai Komunis pada 1961.

Pada 1968 ia mulai bekerja penuh waktu di partai tersebut dan pada tahun 1976 menjadi sekretaris pertama partai. Setelah itu dia mengenal Mikhail Gorbachev, rekannya di kota Stavropol.

Setelah Gorbachev berkuasa, ia memilih Yeltsin pada tahun 1985 untuk membersihkan korupsi di organisasi partai Moskow dan mengangkatnya jadi Wali Kota Moskow.

Namun Yeltsin sempat mengkritik Gorbachev, bahkan mengasingkannya. Yeltsin kemudian mengundurkan diri dari kepemimpinan partai Moskow pada 1987 dan dari Politbiro pada 1988.

Boris Yeltsin Jadi Presiden Terpilih Pertama Rusia

Menurut Britannica, Yeltsin diturunkan pangkatnya menjadi wakil menteri untuk konstruksi tetapi kemudian melakukan comeback paling luar biasa dalam sejarah Soviet.

Popularitasnya di kalangan pemilih Soviet sebagai pendukung demokrasi dan reformasi ekonomi bisa membawanya mendapat kursi di Kongres Deputi Rakyat Uni Soviet (parlemen Soviet yang baru).

Setahun kemudian, pada 29 Mei 1990, parlemen Rusia memilihnya sebagai Presiden Rusia. Yeltsin secara terbuka memberi Rusia lebih banyak otonomi, dan menyatakan dirinya mendukung ekonomi berorientasi pasar dan sistem politik multipartai.

Selama kudeta singkat terhadap Gorbachev oleh komunis garis keras pada Agustus 1991, Yeltsin menentang para pemimpin kudeta dan menggalang perlawanan di Moskow sambil menyerukan kembalinya Gorbachev.

Ketika kudeta runtuh beberapa hari setelah dimulai, Yeltsin muncul sebagai tokoh politik paling kuat di negara itu. Pada Desember 1991 ia dan presiden Ukraina dan Belarus mendirikan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka baru yang akan menggantikan Uni Soviet.

Ketika Uni Soviet runtuh setelah pengunduran diri Gorbachev sebagai presiden Soviet pada 25 Desember, pemerintah Rusia di bawah kepemimpinan Yeltsin kemudian mengambil alih banyak tanggung jawab untuk pertahanan, urusan luar negeri, dan keuangan.

Boris Yeltsin Mengundurkan Diri

Pada Desember 1994, Yeltsin mengirim pasukan tentara Rusia ke Chechnya, yang secara sepihak memisahkan diri dari Rusia pada 1991. Namun, tentara terbukti tidak mampu sepenuhnya menekan pemberontak, dan perang mengikis popularitas Yeltsin yang semakin menurun.

Perang di Chechnya dan kegagalan reformasi pasar bebas untuk memacu pertumbuhan ekonomi meredupkan prospek Yeltsin untuk terpilih kembali sebagai presiden Rusia. Namun, secara mengejutkan, Yeltsin memenangkan pemilihan kembali pada Juli 1996.

Menurut The New York Times, Yeltsin menghabiskan bulan-bulan setelah kemenangan pemilihannya untuk memulihkan diri dari serangan jantung yang dideritanya selama masa kampanye. Kondisi kesehatan Yeltsin adalah masalah yang berulang dan ia kerap kambuh.

Pada awal masa jabatan keduanya, Yeltsin menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Chechnya dan pada 1997 merundingkan perjanjian damai.

Pada akhir 1990-an, manuver politik mendominasi sebagian besar pemerintahan negara itu ketika Yeltsin memecat empat perdana menteri dan pada 1998 memecat seluruh kabinetnya, meskipun banyak yang kemudian diangkat kembali.

Tahun berikutnya, Duma Negara (State Duma) memprakarsai upaya pemakzulan Yeltsin, menuduh bahwa dia telah mendorong pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991, di antara tuduhan lainnya.

Yeltsin kemudian mengumumkan pengunduran dirinya pada 31 Desember 1999. Dia menunjuk Perdana Menteri Vladimir Putin sebagai presiden. Putin memberikan Yeltsin kekebalan dari segala penuntutan yang akan datang.

Baca juga artikel terkait RUSIA UKRAINA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom