tirto.id - Rusia menginvasi Ukraina dengan serangan udara dan rudal terhadap fasilitas militer Ukraina. Setelah itu, tentara Rusia dan tank meluncur ke Ukraina melintasi perbatasan dari utara, timur, dan selatan.
Militer Ukraina melawan balik di berbagai sisi. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Jumat waktu setempat, sebanyak 137 orang, baik prajurit maupun warga sipil, telah tewas dan ratusan lainnya terluka.
Dilansir AP News, seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan Rusia mungkin berniat merebut Kyiv, ibu kota, dan kota-kota penting lainnya dan pada akhirnya membentuk pemerintahan.
Ketika pasukan Ukraina melawan dan warga sipil menumpuk di kereta dan mobil untuk melarikan diri, para pemimpin AS dan Eropa bergegas menghukum Rusia dengan sanksi yang kuat.
Dampak Perang Rusia Ukraina untuk Indonesia
Tindakan Rusia yang melancarkan operasi militer khusus terhadap Ukraina bisa menimbulkan dampak signifikan terhadap berbagai komoditas dunia, termasuk minyak mentah Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat harga minyak mentah Indonesia atau ICP yang sejak awal pandemi seharga 20 dolar AS per barel (April 2020), kini telah meningkat sebanyak empat kali lipat mencapai 85,9 dolar AS per barel pada bulan Januari 2022.
"Asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya sebesar 63 dolar AS per barel. Tren akan makin meningkat setelah konflik terbaru Rusia dan Ukraina pada hari ini," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Kamis (24/2/2022), dikutip Antara News.
Agung mengatakan bahwa harga minyak pada hari Kamis (24/2) kian melambung, salah satunya harga minyak Brent yang kini sudah menembus di atas 100 dolar AS per barel.
Kementerian ESDM terus memonitor pergerakan harga minyak dunia akibat dampak dari ketegangan geopolitik Rusia dengan Ukraina mengingat sebagian minyak mentah dan bahan bakar minyak Indonesia masih impor.
"Ini terus kami monitor dan perlu menjadi perhatian semua pihak," kata Agung.
Selama 6 bulan terakhir, harga minyak Indonesia menunjukkan tren kenaikan, mulai Agustus 2021 sebesar 67,8 dolar AS per barel dan terus meningkat setiap bulannya hingga Januari 2022 yang menyentuh harga 85,9 dolar AS per barel.
"Jika dilihat lebih jauh, kenaikan mulai terjadi pasca-ICP rendah pada bulan April 2020 sekitar 20 dolar AS per barel," pungkas Agung.
Dampak Konflik Rusia Ukraina untuk Dunia
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah memperingatkan dampak perang Rusia dan Ukraina. Dalam pertemuan PBB di Ukraina pada Rabu (23/2/2022), invasi Rusia akan berdampak menghancurkan dan kemungkinan memicu "krisis pengungsi".
Amerika Serikat mengatakan perang bisa menggusur hingga lima juta orang sementara menteri luar negeri Ukraina mengatakan konflik semacam itu akan menandai "akhir dari tatanan dunia".
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan negara-negara di dunia bahwa saat ini kita sedang menghadapi momen bahaya.
"Jika konflik di Ukraina meluas, dunia bisa merasakan skala dan tingkat krisis kebutuhan yang tidak terlihat selama bertahun-tahun," katanya, dikutip Channel News Asia.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan invasi dapat menggusur sebanyak lima juta orang dan menciptakan krisis pengungsi.
"Jika Rusia terus menempuh jalan ini, menurut perkiraan kami, bisa menciptakan krisis pengungsi baru, salah satu yang terbesar yang dihadapi dunia saat ini," katanya.
Thomas-Greenfield menambahkan, karena Ukraina adalah salah satu pemasok gandum terbesar di dunia untuk negara berkembang, operasi militer Rusia dapat menyebabkan lonjakan harga pangan dan menyebabkan kelaparan yang lebih parah di tempat-tempat seperti Libya, Yaman, dan Lebanon.
"Gelombang pasang penderitaan akibat perang ini tidak terpikirkan," katanya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memohon kepada PBB untuk meminta pertanggungjawaban Moskow atas apa yang disebutnya serangannya terhadap "prinsip-prinsip inti hukum internasional".
“Jika Rusia tidak mendapatkan tanggapan yang keras, cepat dan tegas sekarang, ini berarti kebangkrutan total sistem keamanan internasional dan lembaga internasional, yang bertugas menjaga ketertiban keamanan global.
"Ini adalah skenario suram, yang akan membawa kita kembali ke masa tergelap abad ke-20," katanya.
Editor: Iswara N Raditya