tirto.id - Profil Muhamad Mardiono yang diklaim menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2025-2030 secara aklamasi menarik perhatian. Ia merupakan politisi asal Yogyakarta yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan sejak 21 Oktober 2024.
Mardiono diklaim terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP definitif periode 2025-2030 dalam Muktamar ke-10 di Jakarta pada Sabtu (27/9/2025) yang berlangsung ricuh. Sebelumnya, Mardiono menjabat sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP sejak 2022.
Menurut Mardiono, keputusan aklamasi diambil demi menyelamatkan jalannya Muktamar yang dinilai sudah dalam situasi darurat. Ia juga mengklaim sekitar 80 persen dari total peserta setuju agar Muktamar ke-10 mengambil langkah cepat dengan memilih ketua umum secara aklamasi.
Kendati begitu, status Mardiono sebagai Ketum PPP secara aklamasi dibantah oleh Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy atau Rommy.
"Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi secara aklamasi," tukas Rommy dalam keterangan resmi, Minggu (28/9) dikutip dari Antara.
Rommy menjelaskan, Muktamar ke-10 PPP masih berlangsung hingga pukul 22.30 WIB dan belum menetapkan ketua umum. Namun, Mardiono sudah mengklaim dirinya terpilih sebelum waktu tersebut.
“Dengan demikian, tidak masuk akal bahwa hawa penolakan yang begitu besar atas kepemimpinan Mardiono justru berakhir dengan terpilihnya Mardiono secara aklamasi,” tegas Rommy.
Profil Mardiono Ketua Umum PPP 2025-2030 & Jejak Karier
Mardiono lahir di Yogyakarta pada 11 Juli 1957. Ia merupakan politisi sekaligus pengusaha yang memiliki bisnis di berbagai bidang. Kariernya dimulai dari dunia usaha.
Mardiono tercatat sebagai CEO dan pemilik beberapa perusahaan. Di antaranya seperti PT Walle Jasa Pratama, PT Albantani Cipta Niaga, PT Bahari Caraka Sarana, PT Serang Asri Hotel, PT Cipta Niaga Internasional, serta PT Buana Centra Swakarsa (BCS).
Selain itu, Mardiono juga memiliki PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Muámalah yang beroperasi di wilayah Cilegon, Serang, dan Tangerang.
Mardiono tercatat pernah bergabung dalam kepengurusan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Provinsi Banten. Ia pernah menjabat Ketua Kadin Provinsi Banten bidang Industri dan Perdagangan pada periode 2002-2007. Kemudian Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Provinsi Banten dari 2007 hingga 2017.
Di PPP, Mardiono tercatat pernah menjabat sebagai Ketua DPW Provinisi Banten. Dia juga sempat menjabat sebagai Waketum PPP saat masih di bawah kepemimpinan Romahurmuziy (2016-2019). Kemudian menjadi Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP sejak 5 September 2022.
Sementara jabatan di pemerintah, ia tercatat menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden masa jabatan 13 Desember 2019 – November 2022.
Kemudian pada masa pemerintahan Prabowo-Gibran, Mardiono sempat diisukan masuk dalam jajaran kabinet sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan sejak 21 Oktober 2024.
Jumlah Harta Kekayaan
Menurut laporan LHKPN yang diserahkan pada 24 Maret 2024, total kekayaan Muhamad Mardiono tercatat sebesar Rp1,2 triliun atau tepatnya Rp1.205.740.907.784.
Harta terbesar berupa tanah dan bangunan dengan nilai total Rp675 miliar. Daftarnya mencakup 177 bidang properti di berbagai lokasi, seperti Sleman, Kulon Progo, dan Bantul. Lantas Magelang serta Cilegon, Tangerang, Tangerang Selatan, Serang, Jakarta Selatan, serta Jakarta Barat.
Untuk alat transportasi, Mardiono memiliki kendaraan senilai Rp7 miliar, terdiri dari 10 mobil berbagai merek. Seperti Daihatsu Bemo, Toyota New Camry, Honda HRV, Lexus LX 570, Lexus IS300, Mercedes Benz 220, Range Rover, Toyota Alphard, dan Toyota Altis.
Selain itu, ia memiliki 5 sepeda motor, termasuk DKW Humel, Honda NC11B1C, Lambretta, Kawasaki BJ 240L, dan Vespa.
Mardiono juga melaporkan kepemilikan surat berharga senilai Rp651,8 miliar, harta bergerak lain sebesar Rp1,1 miliar, serta kas dan setara kas Rp1,1 miliar. Selain itu, ia mencatatkan harta lain senilai Rp23,6 miliar, dengan total utang sebesar Rp154 miliar, sehingga total kekayaannya mencapai Rp1,2 triliun.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Beni Jo
Masuk tirto.id







































