Menuju konten utama

Ricuh di Muktamar PPP: Kursi Melayang hingga Korban Cedera

PPP tetap lanjutkan rangkaian muktamar sesuai jadwal, termasuk pembentukan tim formatur dan bimbingan teknis pada 29 September.

Ricuh di Muktamar PPP: Kursi Melayang hingga Korban Cedera
Mardiono usai terpilih secara aklamasi dalam Muktamar PPP, Sabtu (26/9/2025). FOTO/PPP

tirto.id - Muktamar ke-10 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diwarnai kericuhan yang menyebabkan sejumlah kader mengalami luka hingga harus mendapat perawatan di rumah sakit.

Dari video yang beredar di media sosial, kericuhan diduga terjadi sejak Plt Ketua Umum PPP Mardiono menyampaikan sambutannya dalam pembukaan muktamar di Mercure Convention Center Ancol, pada Sabtu (27/9/2025).

Suara teriakan bersahut-sahutan terdengar dalam siaran live Pembukaan Muktamar X yang disiarkan akun YouTube PetigaTv.

Kemudian, video beredar di media sosial juga memperlihatkan terjadinya huru-hara usai Mardiono dililih sebagai Ketua Umum definitif PPP secara aklamasi.

Dalam rekaman video, terlihat sejumlah peserta muktamar melempar kursi ke arah panggung jelang digelarnya konferensi pers terpilihnya Mardiono.

Dalam keterangannya kepada media, Mardiono menyayangkan terjadinya kericuhan tersebut Menurutnya, kondisi itu tak seharusnya terjadi dalam forum musyawarah tertinggi partai.

“Ada beberapa kader kami yang mengalami cedera di bagian kepala, kemudian di bagian bibir, dan lain sebagainya. Tentu ini nanti akan kita lanjutkan dengan proses hukum,” kata Mardiono, dikutip dari Antara, Minggu (28/9/2025).

Mardiono menyebut, tanda-tanda gangguan pada muktamar telah terpantau sejak pembukaan. Ia menduga ada kelompok yang tampaknya memiliki agenda tertentu dalam Muktamar kali ini.

“Sejak awal sudah ada gelagat pihak-pihak lain yang akan memaksakan kehendak dalam proses Muktamar ini untuk kepentingan tertentu,” katanya.

Forum Muktamar untuk pemilihan sendiri berjalan secara tertutup, dan hanya dihadiri internal partai. Namun Mardiono menyebut pihaknya telah mengantongi rekaman CCTV yang akan menjadi bukti bagi kepolisian untuk melakukan penyelidikan.

“Ada CCTV, nanti polisi akan melakukan penyelidikan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa demokrasi harus dijalankan secara konstitusional. “Dalam demokrasi tidak boleh dicederai oleh hal-hal yang tidak secara konstitusional,” ujarnya.

Pimpinan Sidang Muktamar Amir Usmara juga menyayangkan dinamika sidang yang memanas hingga kursi terbalik. Kendati demikian, ia memastikan keputusan aklamasi pemilihan ketua umum telah sah diambil sebelum kericuhan terjadi.

Dia menegaskan forum Muktamar ke-10 telah sah memilih Muhammad Mardiono secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030.

“Keributan berlangsung setelah palu aklamasi diketuk. Jadi secara formal Muktamar sudah memutuskan,” ujarnya.

Mardiono menyebut langkah mempercepat proses pemilihan didasarkan pada Pasal 11 AD/ART PPP sebagai upaya penyelamatan forum agar tidak berlarut dalam keributan.

PPP berharap Muktamar- ke-10 bisa kembali berjalan tertib hingga penutupan pada Senin (29/9).

PPP juga akan tetap melanjutkan rangkaian muktamar sesuai jadwal, termasuk pembentukan tim formatur dan bimbingan teknis pada 29 September, sembari menyerahkan penanganan kericuhan kepada aparat penegak hukum.

Baca juga artikel terkait DUALISME PPP

tirto.id - Flash News
Sumber: Antara
Editor: Hendra Friana