tirto.id - Juliana Marins menjadi perbincangan hangat tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di dunia. Pendaki asal Brasil ini tewas di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat setelah terpeleset ke jurang saat berada di puncak. Siapa Juliana Marins?
Proses penyelamatan Juliana Marins disorot berbagai media dunia, sebab aksi penyelamatan yang penuh dengan tantangan. Turis tersebut jatuh pada hari Sabtu (21/6/2025) dan dievakuasi pada Selasa (24/6). Pihak keluarga dan warganet Brasil menilai proses evakuasi berlangsung terlalu lama dan membuat mereka kecewa.
Profil Juliana Marins

Juliana Marins lahir di Niteroi, Rio de Janeiro, Brasil pada 24 Agustus 1998. Juliana dulunya adalah seorang publicist, orang yang bertanggung jawab membangun citra seseorang atau perusahaan dan menjalin hubungan mereka dengan pihak luar atau media.
Belakangan, Juliana memutuskan untuk menjadi traveller independen. Ia juga dikenal sebagai seorang dancer atau penari. Beberapa kali terlihat ia posting di Instagram @ajulianamarins tentang kegiatan saat sedang pole dancing. Juliana Marins juga membagikan tempat-tempat indah di dunia yang telah ia datangi.
Dari Instagramnya, terlihat Juliana sebelum ke Lombok, telah mendatangi beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, dan Vietnam sejak Februari tahun ini.
Pendakian di Gunung Rinjani dan Proses Evakuasi
Juliana Marins bergabung bersama rombongan melakukan pendakian di Gunung Rinjani pada Jumat (20/6) pagi hari melalui pintu Sembalun. Marins dan rombongannya berhasil sampai puncak Rinjani keesokan harinya.
Dilansir The Daily Beast, saat berada di letter E, Marins merasa kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat. Hal itu membuat dia terpisah dari rombongan karena pemandu dan yang lain memutuskan untuk tetap bergerak.
Ketika ia sudah merasa siap untuk melanjutkan perjalanan, Marins berjalan tanpa tahu arah karena sudah tertinggal dari rombongan dan pemandu. Hal itu membuat Marins tergelincir ke jurang sekitar 900 meter.
Saat rombongan Marins berteriak memanggil namanya, kelompok lain tiba. Salah satu dari kelompok lain tersebut membawa drone. Dari drone itu, mereka memantau keadaan Marins dan memberikan tulisan penyemangat agar Marins tetap sadar sampai bantuan datang. Dari pantauan drone saat itu, Marins terlihat masih bergerak.
Pemandu kemudian meminta bantuan dari regu penyelamat. Dari pernyataan Basarnas, relawan dan regu penyelamat sudah melakukan tindakan penyelamatan sejak pertama kali Marins dilaporkan jatuh. Namun, karena medan yang tidak mudah, ditambah kondisi cuaca yang buruk membuat penyelamatan Marins terhambat. Helikopter pun tidak bisa menjangkau Marins karena cuaca.
Juliana Marins baru bisa dijangkau pada Selasa. Sayangnya, nyawa Marins tidak dapat terselamatkan.
Protes Keluarga
Keluarga Juliana Marins menilai tim SAR Indonesia bergerak lamban. Saudara perempuan Marins juga menyebut pemerintah telah membohongi keluarga dengan mengatakan jika mereka telah mengirim minuman dan makanan pada Marins padahal sebenarnya tidak.
Keluarga Marins juga mengatakan jika apa yang ditampilkan Tim SAR di media sosial yang mereka sebut sebagai upaya penyelamatan Marins adalah sesuatu yang tidak sebenarnya terjadi di lapangan.
"Awalnya, mereka mencoba menjangkaunya dengan tali yang lebih pendek dari yang (seharusnya) diperlukan dan tidak bisa. (Video yang diunggah Basarnas) bukan upaya penyelamatan yang sebenarnya." tuding saudara Juliana Marins.
Peristiwa jatuhnya Juliana Marins ini membuat geger media sosial. Netizen dari Brasil membombardir Instagram Presiden Prabowo Subianto dalam upaya penyelamatan Marins.
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































