tirto.id - Profil Ketua Umum Partai Gelora sekaligus eks Presiden PKS, Anis Matta, menjadi sorotan setelah dipanggil Presiden Terpilih, Prabowo Subianto, ke kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Lantas, apakah Anis Matta jadi menteri atau wakil menteri (wamen)?
Anis Matta merupakan salah satu dari 59 tokoh yang hadir memenuhi panggilan Prabowo ke kediamannya. Anis Matta keluar dari rumah Prabowo dengan wajah sumringah. Ia menyempatkan diri untuk menyapa awak media dan mengaku diberi tugas oleh Prabowo untuk menjadi Wakil Menteri Luar Negeri.
"Alhamdulillah baru saja dapat amanah dari Bapak Prabowo, baru dapat amanah dari bapak presiden sebagai wakil menteri luar negeri. Kemungkinan besar pekerjaannya untuk dunia Islam," kata Anis Matta Selasa (15/10/2024).
Terkait dengan kesediaan dan komitmennya untuk menduduki posisi penting di Kabinet Prabowo tersebut, Anis Matta mengatakan telah menandatangani pakta integritas.
Profil Anis Matta
Anis Matta adalah politikus yang lahir pada 7 Desember 1968 di Ajangale, Bone, Sulawesi Selatan. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di sejumlah wilayah di Indonesia Timur.
Laki-laki berusia 55 tahun ini pernah bersekolah di SD Katolik Mathias di Tual, Maluku Tenggara. Kemudian, ia kembali ke kota kelahirannya, di Bone Anis Matta menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di SD Inpres Welado, Bone.
Setelah menamatkan sekolah dasar, Anis Matta menuntut ilmu ke pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Gombara, Makassar. Di sana ia menjadi santri selama masa SMP dan SMA.
Selanjutnya, Anis Matta mengenyam pendidikan ke bangku kuliah dengan beasiswa di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta. Pada tahun 1992, ia meraih gelar sarjana dalam ilmu syariah.
Pasca lulus kuliah, Anis Matta sempat bekerja sebagai dosen Agama Islam di Program Ekstension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok. Dia juga aktif berdakwah di Jakarta dan menjadi anggota Majelis Hikmah Muhammadiyah.
Pada tahun 2000, Anis Matta pernah mengikuti program American Council for Young Political Leader (ACYPL) di Amerika Serikat. Ia juga sempat mengikuti kursus singkat angkatan ke-9 di Lemhanas.
Perkenalan Anis Matta dengan politik dimulai saat ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Sejahtera (PKS). Pada usia ke 29 tahun, ia terpilih menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjend) PKS. Ia menjabat sebagai Sekjend PKS selama empat periode berturut-turut yaitu periode 1998 – 2013.
Selanjutnya, pada 2013 – 2015, ia diangkat menjadi Presiden PKS ke-5, menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang terjerat kasus korupsi.
Di bawah naungan PKS, Anis Matta pernah menjabat sebagai anggota DPR RI 2014 – 2013. Pada periode 2009 – 2013, ia sempat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, namun kemudian mengundurkan diri.
Pada tahun 2014, Anis Matta merilis buku berjudul Gelombang Ketiga Indonesia. Buku tersebut merupakan pemikiran dan gagasan Anis Matta yang merupakan cikal-bakal berdirinya Partai Gelora.
Anis Matta dan rekan-rekannya resmi mendirikan Partai Gelora pada 28 Oktober 2019 melalui konsolidasi nasional di Jakarta. Hasil dari konsolidasi itu adalah diterbitkannya Piagam Pendirian Partai Gelora Indonesia.
Pada konsolidasi nasional tersebut, Anis Matta ditetapkan menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gelora. Sekitar dua pekan kemudian, tepatnya pada 10 November 2019 digelar pelantikan Pimpinan 34 DPW Provinsi Partai Gelora Indonesia.
Pemilu 2024 merupakan kontestasi politik pertama bagi Partai Gelora. Pada Pilpres 2024, Anis Matta membawa Partai Gelora untuk mendukung Prabowo Subianto.
Kehidupan pribadi Anis Matta sempat menjadi kontroversi lantaran dia menjalani pernikahan poligami dengan dua orang istri. Dari dua pasangannya, ia memiliki 10 orang anak.
Istri pertamanya adalah Anaway Irianty Mansyur. Pasangan ini dikaruniai tujuh orang anak. Sementara itu, istri keduanya, Szilvi Fabula, merupakan perempuan asal Hungaria yang ia nikahi pada tahun 2006. Bersama istri keduanya itu, ia memiliki tiga orang anak.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Beni Jo