tirto.id - Produsen kaca asal China, Xinyi Glass Holdings Limited (Xinyi Group) menyatakan minat untuk berinvestasi di Indonesia senilai 11,6 miliar dolar AS. Investasi ini meliputi pengembangan ekosistem rantai pasok industri kaca dan industri kaca panel surya di Kawasan Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Kepastian investasi tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dengan Xinyi Glass Holdings Limited (Xinyi Group) tentang Kerja Sama Investasi. Ini juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Investasi ke fasilitas produksi Xinyi Group di Wuhu, Tiongkok pada tanggal 19 Juli 2023 lalu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, bahwa China merupakan mitra strategis bagi Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia mengapresiasi dan menyambut baik rencana investasi yang akan dilakukan Xinyi Group. Ia menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia siap membantu apabila ada hambatan di lapangan.
“Saya mengapresiasi komitmen investasi Xinyi dalam mendukung hilirisasi industri kaca panel surya di Indonesia. Saya juga menyambut baik dimulainya proyek Xinyi. Apabila ada persoalan di lapangan, kami akan bantu sepenuhnya,” ungkap Jokowi usai saksikan penandatanganan di Chengdu waktu setempat, dikutip Sabtu (29/7/2023).
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menegaskan, bahwa investasi Xinyi Group ini merupakan bukti tingginya kepercayaan investor kepada Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Xinyi Group merupakan perusahaan pemain kaca terbesar di dunia.
“Investasi ini untuk membangun kaca dan solar panel, serta akan memakai tenaga kerja Indonesia sekitar 35 ribu orang. Arahan Bapak Presiden agar segera eksekusi dan menjalankan percepatan agar proses hilirisasi terjadi," kata Bahlil.
Rencana investasi di Batam merupakan proyek kedua di Indonesia. Sebelumnya, Xinyi Group melakukan investasi tahap pertama untuk basis manufaktur kaca komprehensif berskala besar di Kawasan JIIPE (Java Integrated and Industrial Port Estate) di Gresik tahun lalu sebesar USD700 juta. Produksinya diperkirakan terlaksana di pertengahan tahun depan.
“Ini (fasilitas di Batam) akan menjadi pabrik terbesar kedua di dunia setelah China. Kalau kita sudah berhasil membangun sistem hilirisasi dari nikel, sekarang mulai kita dorong ke pasir kuarsa. Output produknya hampir 95 persen untuk ekspor, karena pasarnya adalah luar negeri,” jelas Bahlil
Sementara itu, CEO Xinyi Group Lee Yin Yee menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Indonesia yang telah membuka kesempatan berkolaborasi untuk pengembangan industri panel surya mereka. Ia berharap kerja sama yang akan dilaksanakan ini dapat menguntungkan kedua belah pihak.
“Kali ini kami berencana untuk berinvestasi dalam pembangunan industri fotovoltaik atau panel surya di Pulau Rempang dan akan menjadi area industri fotovoltaik komprehensif terbesar di dunia,” ucap Yin Yee.
Xinyi Glass Holdings Limited merupakan anak perusahaan dari Xinyi Group. Investasi lanjutan dengan total nilai sekitar 11,6 miliar dolar AS di Pulau Rempang ini diperkirakan dapat menyerap sekitar 35 ribu tenaga kerja.
Investasi ini akan berfokus pada pengembangan ekosistem hilirisasi industri kaca panel surya terintegrasi mulai dari pengolahan pasir silika hingga ke pembuatan kaca panel surya dan polisilikon.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Reja Hidayat