tirto.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyebut pemerintah harus mengeluarkan anggaran minimal sebesar Rp5 triliun setiap tahunnya untuk pembangunan proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW).
Pramono mengatakan untuk dapat mengalokasikan anggaran sebesar itu, maka pemerintah harus mengantongi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setidaknya di atas Rp100 triliun.
“APBD Jakarta sekarang ini Rp91 triliun. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa di atas Rp100 triliun. Kalau itu bisa dilakukan, maka kami setiap tahun minimum harus spend kurang lebih Rp5 triliun untuk Giant Sea Wall,” kata Pramono dalam acara "Talk Show What’s Jakarta’s Future?" di Graha Bhakti Budaya,Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (15/6/2025).
Katanya, nanti salah satu dana pembangunannya akan menggunakan sebagian dari revenue atau pendapatan yang diperoleh dari hasil mengolah sampah menjadi plastik atau melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
“Kita bangun 4 PLTS, satu PLTS feeder per hariannya 2.500 itu kurang lebih mungkin sekitar 1.500 megawatt. Maka persoalan sampah selesai, persoalan listriknya terpenuhi, pencemarannya juga akan berkurang banyak, dan itu kemudian kan ada revenue buat Jakarta. Nah revenue inilah yang akan digunakan sebagian untuk membangun Giant Sea Wall,” kata Pramono.
Dengan begitu, Pramono yakin dapat melakuksanakan pembangunan Giant Sea Wall sebagaimana perintah Presiden Prabowo Subianto.
“Jakarta sebelumnya, di era pemerintahan sebelumnya dapat bagian 12 kilometer. Kemarin mendapat tambahan 7 kilometer, sehingga total adalah 19 kilometer,” tuturnya.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Rina Nurjanah