tirto.id - Presiden Prabowo Subianto menilai tuntutan pembentukan tim investigasi independen untuk menyelidiki kematian pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan (21), hal yang masuk akal. Pembentukan tim investigasi itu merupakan bagian dari 17+8 Tuntutan Rakyat.
Tak cuma kasus Affan, penyelidikan atas kematian sejumlah korban lain imbas rentetan aksi unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 juga bakal diselidiki oleh tim investigasi independen tersebut.
"Saya kira kalau tim investigasi independen, saya kira ini masuk akal. Saya kira itu masuk akal, saya kira bisa dibicarakan dan nanti kita lihat bentuknya kayak bagaimana," kata Prabowo saat bertemu dengan pimpinan redaksi sejumlah media massa di kediamannya, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/9/2025).
Ia mengaku mempertimbangkan tuntutan masyarakat imbas rentetan aksi unjuk rasa se-Indonesia itu. Akan tetapi, Prabowo menyebutkan sejumlah tuntutan masyarakat masih dapat diperdebatkan.
Misalnya, tuntutan menarik aparat TNI dari pengamanan sipil. Prabowo menyatakan mengingat kondisi tanah air yang bergejolak, TNI disebut harus turun ke lapangan untuk menjaga keamanan.
"Tugasnya TNI adalah menjaga rakyat, masyarakat dari ancaman, manapun. Jadi, terorisme itu ancaman, membakar-bakar itu ancaman, membuat kerusuhan itu ancaman kepada rakyat. Masa tarik TNI dari pengamanan sipil? Itu menurut saya debatable," pungkas Prabowo.
Sebagai informasi, berdasarkan catatan Kementerian Dalam Negeri, aksi unjuk rasa terjadi di 107 titik yang tersebar se-Indonesia sejak 25 Agustus 2025 hingga saat ini. Kerugian imbas unjuk rasa bermacam-macam.
Imbas unjuk rasa, sebanyak 10 masyarakat meninggal dunia, versi Komnas HAM. Menurut Komnas HAM, penyebab meninggalnya sejumlah korban disebabkan kekerasan kepolisian.
Menanggapi aksi unjuk rasa itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian hanya meminta pemerintah daerah tidak melakukan selebrasi berlebih.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
Masuk tirto.id


































