tirto.id - Presiden Prabowo Subianto memberi instruksi kepada jajarannya untuk melakukan evaluasi terhadap seluruh bangunan pondok pesantren di Indonesia. Hal ini di sampaikan oleh Menteri Sekretariat Negara Prasetyo Hadi, menyusul runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025).
Kejadian tersebut menyebabkan puluhan santri kehilangan nyawa. Harapannya pemerintah bisa memastikan kelayakan bangunan agar insiden serupa tidak berulang ke depannya.
“Evaluasi ke depan ke semua pondok pesantren kita harapkan segera didata dan dipastikan keamanan dari sisi bangunan infrastruktur masing masing pondok,” kata Prasetyo saat ditemui di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025).
Dia pun memastikan Prabowo terus memantau perkembangan kasus tersebut. Lebih lanjut, Prasetyo menyebut Prabowo telah memerintahkan para menteri hingga kepala daerah setempat untuk memberikan perhatian penuh terhadap ponpes di Sidoarjo itu.
“Beliau memonitor terus. Makanya beliau kemudian memerintahkan kepada para menteri terkait dan gubernur dan wakil gubernur untuk memberikan perhatian,” ucapnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan per Minggu (5/10/2025) pukul 12.00 WIB, korban tewas insiden ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, bertambah menjadi total 37 orang.
Sejak ahad dini hari, tim tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue) gabungan telah menemukan 12 jenazah dan satu lagi potongan tubuh manusia dari balik reruntuhan bangunan lantai empat musala milik salah satu pondok pesantren tertua di Jawa Timur itu.
"Penemuan itu otomatis menambah data jumlah korban meninggal dunia menjadi 37 orang dan bagian tubuh menjadi dua potongan. Angka temuan itu juga mengurangi jumlah korban yang masih dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian sebanyak 26 orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis, Minggu (5/10/2025).
Meski begitu menurut BNPB, jumlah korban yang dalam pencarian belum dapat dipastikan keabsahannya, sebab angkanya didapatkan berdasarkan dari daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren. Dengan kata lain, angka tersebut masih sangat berpotensi mengalami kenaikan atau penurunan. Menurut BNPB, hasil yang pasti akan segera diketahui setelah seluruh beton maupun puing terangkat secara keseluruhan.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Alfons Yoshio Hartanto
Masuk tirto.id


































