tirto.id - Polda Metro Jaya mengungkap hasil pemeriksaan saksi dan penelusuran jejak digital dari Hp milik Farhan, warga yang ditemukan tewas dalam gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat. Sebab, selama proses dia dinyatakan hilang, Hp-nya terdeteksi aktif.
Wadirkrimum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Cholis Aryana, menjelaskan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi dari kerabat korban Farhan. Akhirnya diketahui bahwa HP korban sempat digadaikan sehingga masih ada aktivitas meski Farhan dinyatakan hilang.
"Almarhum Farhan menggadaikan handphone berikut nomornya kepada saudara K dan W yang berlokasi tidak jauh dari domisili almarhum di kawasan Jakarta Utara. Ini kami konfirmasi. Jadi almarhum melalui perantara temannya yang sudah kami mintakan keterangan, menggadaikan handphone almarhum tersebut," ucap Putu dalam konferensi pers di RS Bhayangkara Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025).
Dia menerangkan, korban menggadaikan HP tersebut sebelum kejadian aksi demo berujung rusuh. Setelah dinyatakan hilang, penyidik melakukan penelusuran pada September-Oktober 2025 mengenai aktivitasnya melalui media sosial.
"Jadi ini melengkapi keterangan-keterangan yang juga kami dapatkan sampai dengan jejak terakhir sesuai keterangan saksi, saudara atau almarhum Farhan dan Reno ini terlihat terakhir di kawasan Kwitang pada hari Jumat, 29 Agustus 2025," ucap dia.
Diketahui, RS Bhayangkara Polri Kramatjati, Jakarta Timur, mengumumkan hasil identifikasi dua kerangka manusia yang ditemukan di Lantai 2 Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat. Identifikasi ini dilakukan dengan menggunakan metode pencocokan DNA.
Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti, menyatakan bahwa dari identifikaai ditemukan bahwa waktu kematian adalah lebih dari satu bulan dari waktu pemeriksaan. Kondisi kerangkanya pun sudah tidak utuh.
Sumy menerangkan, untuk kantong jenazah pertama diperiksa berdasarkan tulang tengkorang dan panggul. Hasilnya, dipastikan bahwa kerangka tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan tinggi badan diperkirakan antara 158 sampai 168 cm.
“Dari hasil pemeriksaan DNA dan odontologi forensik bahwa nomor postmortem 0080 cocok dengan antemortem 0002, sehingga teridentifikasi sebagai Reyno Syaputra Dewo, anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin,” ungkap Sumy dalam konferensi pers di RS Bhayangjara Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025).
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































