tirto.id - Ketua Terpilih Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia atau POGI, Budi Wiweko, mengatakan organisasinya mengusulkan adanya pelatihan penggunaan USG (Ultrasonografi) bagi dokter umum untuk memperkuat layanan primer dan mencegah risiko komplikasi kehamilan sejak awal.
Hal ini dikatakan Budi saat merespons wacana Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, terkait melatih dokter umum melakukan persalinan dengan metode operasi caesar.
“USG kami yang mengusulkan. POGI itu mengusulkan ultrasonografi, jadi kita sangat concern dengan layanan primer. Layanan primer di situ ada dokter, bidan, sebagian kecil perawat,” kata Budi kepada wartawan usai Konferensi Pers bersama Guru Besar FKUI di Gedung FKUI Salemba, Jakarta Pusat pada Jumat, (16/5/2025).
Menurutnya, USG dasar memungkinkan dokter umum mendeteksi dini kondisi kehamilan yang terindikasi mengalami risiko tinggi. Setidaknya, kata Budi dokter umum dapat mengetahui letak bayi pada pasiennya yang hamil.
“Targetnya agar pada hamil pertama dokter umum (saat) USG tahu. Oh, hamilnya di dalam rahim, bukan di luar rahim. Oh ada bayinya, ada denyut jantungnya,” kata dia.
Selain itu, Budi menyebut pelatihan ini juga bisa meningkat kemampuan mendeteksi usia kehamilan yang sudah mendekati perkiraan lahir. Menurut dia, hal itu lebih disenangi oleh para guru besar.
“Kalau sudah besar dia tahu, oh di bagian bawah bukan plasenta. Oh ini bayinya kepala, dia tidak melintang. Jadi kami sangat senang itu,” katanya.
Adapun kata Budi, saat ini, pelatihan USG untuk dokter umum direncanakan akan berjalan dan diinisiasi langsung oleh POGI di sejumlah daerah. Di FK UI, katanya, mahasiswa juga terdapat model kompetensi USG yang bertujuan agar lulusannya dapat melakukan USG, meski baru bergelar dokter umum.
“Tinggal masalahnya teman-teman di lapangan. Kita kan dokter umum ada 150 ribu. Itu tugas berat kita. Saya, kebetulan ketua terpilih POGI. Saya dengan teman-teman POGI cabang, itu meminta teman-teman di cabang, tiap provinsi atau kabupaten, melatih dokter-dokter umum di sana agar bisa membantu, bisa menguasai USG. Jadi enggak ada masalah buat kita. Kami sama sekali enggak ada masalah. Kami senang hati,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan akan membuat pelatihan tindakan medis darurat seperti operasi caesar bagi dokter umum, khusunya di wilayah terpencil. Kebijakan ini, kata Menkes, bertujuan untuk menyelamatkan nyawa masyarakat, terutama yang di daerahnya tak ada dokter spesialis sama sekali.
“Yang saya minta adalah untuk daerah-daerah yang memang tidak ada spesialisnya, ratusan yang enggak ada spesialisnya, tolong dokter umumnya dilengkapi dengan kompetensi-kompetensi yang sifatnya menyelamatkan nyawa. Agar, kita tidak perlu lagi melihat masyarakat-masyarakat kita meninggal,” ujar Budi kepada wartawan usai Rapat Kerja dengan Komisi IX di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































