Menuju konten utama

Perbandingan Sistem Suspensi Konvensional dan Elektronik

Perbandingan sistem suspensi konvensional dan elektronik bisa dilihat dari komponen dan cara kerjanya. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Perbandingan Sistem Suspensi Konvensional dan Elektronik
Ilustrasi sistem suspensi konvensional pada kendaraan roda dua. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Suspensi merupakan komponen dinamis pada kendaraan otomotif, berfungsi menyerap kejutan dan getaran akibat permukaan jalan yang tidak rata sehingga pengendara tetap nyaman. Selain menunjang kemampuan road holding, suspensi berguna untuk menopang beban kendaraan.

Yerry Susatio dan Totok R. Biyanto dalam jurnal berjudul Perancangan Sistem Suspensi Aktif pada Kendaraan Roda Empat Menggunakan Pengendali Jenis Robust Proporsional, Integral dan Derivatif (2006), menjelaskan bahwa suspensi terdiri atas tiga komponen utama yakni pegas, damper (shock absorber), serta lengan-lengan penghubung antara sistem roda dan bodi kendaraan.

Sistem suspensi terdiri atas dua jenis, yakni suspensi konvensional (pasif), semi-aktif, dan elektronik (aktif). Suspensi konvensional, atau juga kerap disebut suspensi manual, jamak dipakai pada awal perkembangan otomotif.

Namun, seiring perkembangan teknologi di bidang otomotif, sistem suspensi elektronik (suspensi aktif) mulai dipergunakan, terutama pada kendaraan-kendaraan mewah.

Sementara itu, suspensi semi-aktif merupakan hasil modifikasi antara suspensi pasif dan komponen aktif. Komponennya terdiri atas pegas dan peredam, tanpa actuator, sama seperti suspensi pasif.

Yang membedakan suspensi semi-aktif dan pasif adalah koefisien peredamnya dapat diatur sesuai keinginan.

Apa Itu Sistem Suspensi Konvensional?

Suspensi konvensional adalah sistem suspensi kendaraan bermotor yang mengandalkan tenaga per atau pegas spiral.

Sistem suspensi konvensional terdiri atas dua komponen utama yakni pegas berbentuk spiral dan peredam. Pada sistem suspensi konvensional, besar konstanta pegas dan peredam adalah tetap.

Suspensi konvensional masih banyak digunakan oleh produsen otomotif, baik motor maupun mobil. Jenis suspensi ini dianggap masih mampu meredam getaran dengan baik tanpa memerlukan energi besar.

Kekurangan sistem suspensi konvensional adalah tidak dapat mengisolasi getaran dengan tenaga berlebih pada kondisi tertentu. Hal itu membuat kualitas kenyamanan pengendara, stabilitas, dan daya pijak kendaraan berkurang.

Selain komponen inti, sistem suspensi konvensional juga memiliki beberapa instrumen pendukung. Beberapa komponen penunjang pada sistem suspensi konvensional mobil meliputi stabilizer, ball joints, upper control arm, rear shackle, front hanger, dan leaf spring.

Apa Itu Sistem Suspensi Elektronik?

Sistem suspensi elektronik adalah sistem sistem suspensi yang kekakuan pegas dan redamannya dapat berubah secara aktif mengikuti permukaan jalan. Komponen utama suspensi aktif meliputi pegas, peredam, dan actuator yang dapat dikendalikan.

Gaya redam dari actuator dapat menyesuaikan getaran dari gangguan yang terjadi secara otomatis. Oleh karenanya, pengendara dapat lebih nyaman. Daya pijak kendaraan juga bisa tetap stabil dalam kondisi jalan yang buruk.

Namun, suspensi elektronik membutuhkan konsumsi energi besar untuk menyuplai ke sensor dan actuator peredam. Harganya yang mahal dan produksi massal yang minim membuat suspensi jenis ini jarang ditemukan.

Komponen suspensi elektronik meliputi:

  1. Modul kontrol. Komponen ini berfungsi memantau dan mengendalikan kendaraan. Untuk melengkapi fungsi tersebut, terdapat sensor dalam komponen suspensi sehingga sistem dapat menyesuaikan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas berkendara dan karakteristik pengendalian kendaraan.
  2. Actuator listrik. Komponen ini berupa instrumen kecil yang dipasang di dalam atau di atas unit. Fungsinya adalah memutar selector valve atau control rod yang menutup atau membuka lubang pada piston valve.
  3. Peredam kejut. Komponen mekanis ini membatasi osilasi pegas. Ketika pegas mengeluarkan energi berlebihan, peredam akan menyerap tenaga untuk memberikan kenyamanan pada pengendara.
  4. Pegas. Pegas berfungsi mengendalikan getaran yang ditimbulkan roda dengan menciptakan gaya pegas. Di sebagian besar mobil, pegas terbuat dari baja dan memerlukan sedikit atau tanpa perawatan sama sekali.
  5. Strut. Strut berfungsi menggabungkan peredam dan pegas untuk menciptakan satu sistem kerja kohesif.
  6. Roll bar. Bagian-bagian ini menghubungkan sistem suspensi dua roda melalui gandar untuk bekerja secara serempak.

Perbandingan Suspensi Konvensional dan Elektronik

Perbandingan suspensi konvensional dan elektronik meliputi beberapa aspek, mulai dari struktur, berat, dynamic performance, hingga kesiapan untuk dikomersilkan. Berikut ini perbedaan suspensi konvensional dan elektronik dalam tabel:

ParameterSuspensi Konvensional Suspensi Elektronik
StrukturPaling sederhanaLebih kompleks karena membutuhkan sistem kelistrikan
Berat/VolumePaling rendahPaling tinggi
BiayaPaling murahMahal
Ride ComfortbaikSangat baik
Handling PerformancebaikSangat baik
Reliability/KetangguhanSangat baikbaik
Dynamic PerformancePasifaktif dan dinamis menyesuaikan getaran
Energy RegenerationTidakIya
Kesiapan untuk dikomersilkanIya, karena cukup murahTidak, karena masih sangat mahal

Baca juga artikel terkait MATERI OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin