tirto.id - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan, keberhasilan merebut kembali Kota Kherson oleh negaranya sebagai tanda awal untuk mengakhiri perang dengan Rusia.
“Kami bergerak maju. Kami siap untuk perdamaian, perdamaian untuk seluruh negara kami,” kata Zelenskyy seperti dikutip The Guardian hari ini, Selasa, 15 November 2022.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu sebelumnya memerintahkan pasukan untuk meninggalkan Kota Kherson, satu-satunya ibu kota regional yang direbut Rusia dari Ukraina sejak perang dimulai.
Jenderal Rusia Sergey Surovikin yang menjadi komando perang secara keseluruhan mengatakan langkah itu sebagai “keputusan yang sangat sulit”.
Dalam kunjungan mendadaknya ke Kherson, Zelenskyy mengatakan kepada penduduk bahwa langkah itu sebagai dukungan sekaligus memperlihatkan bahwa "kami benar-benar kembali, kami benar-benar mengibarkan bendera kami".
Dia berkata: "Saya sangat senang, Anda bisa tahu dari reaksi orang-orang, reaksi mereka tidak dipentaskan."
Situasi Perang Rusia-Ukraina Hari ke-265 Invasi
Zelenskyy juga mengatakan, pasukan Rusia telah “menghancurkan semua infrastruktur penting” di Kherson.
“Tidak ada listrik, tidak ada komunikasi, tidak ada internet, tidak ada televisi … penjajah Rusia benar-benar menghancurkan semua infrastruktur penting bagi rakyat,” katanya dalam pidato Senin malamnya.
Perusahaan energi nasional Ukraina Ukrenergo mengatakan Rusia juga menghancurkan infrastruktur energi utama di wilayah tersebut.
"Fasilitas energi yang menyediakan pasokan listrik ke seluruh tepi kanan wilayah Kherson dan sebagian besar wilayah Mykolaiv, praktis hancur," kata kepala Ukrenergo Volodymyr Kudrytskyi.
Menurut media Rusia, tentara Ukraina telah memasuki kota Herois’ke di semenanjung Kinburn di bagian selatan Kherson setelah operasi amfibi.
Sementara itu, kantor berita Rusia, TASS melaporkan, menurut pemimpin gerakan We Stand With Russia, Vladimir Rogov, tentara Rusia meninggalkan mayat rekan-rekannya di tempat terbuka dan belum mengumpulkan mayat orang-orang yang tewas di dekat Zaporozhye selama periode ini.
"Setelah bentrokan, pasukan Ukraina […] belum mengeluarkan mayat, meninggalkan mereka di medan perang. Ada yang disebut jeda dalam pertempuran untuk memindahkan [mayat] dengan aman,” kata Rogov.
“Tetapi mereka tidak pernah keluar dan tidak mengumpulkan. Ada dua alasan di balik ini: untuk menyembunyikan kerugian dan menyatakan seseorang hilang," ungkap Rogov.
Editor: Iswara N Raditya