Menuju konten utama

Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia, Di Mana & untuk Apa?

Di mana saja penyebaran nyamuk Wolbachia di Indonesia dan untuk apa penyebaran nyamuk Wolbachia di Indonesia?

Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia, Di Mana & untuk Apa?
Ilustrasi Nyamuk Wolbachia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Penyebaran nyamuk Wolbachia tengah digalakkan saat ini. Setelah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul diklaim berhasil mengendalikan kasus demam berdarah dengue (DBD) menggunakan nyamuk Wolbachia, implementasinya diperluas ke berbagai kota.

Nyamuk Wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang memiliki bakteri Wolbachia dalam tubuhnya. Bakteri ini mengganggu proses replikasi virus dengue. Keberadaan virus dengue pada nyamuk ditekan perkembangbiakannya.

Efeknya adalah nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia diklaim tidak lagi menularkan virus dengue. Semakin banyak nyamuk Wolbachia dalam populasi nyamuk Aedes aegypti di lingkungan, potensi kemunculan kasus DBD dapat ditekan.

Tujuan Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Penyebaran nyamuk Wolbachia di Indonesia memiliki tujuan untuk menekan penularan virus dengue penyebab penyakit DBD. Jutaan telur nyamuk ditetaskan agar bergabung dengan populasi nyamuk Aedes aegypti. Kawin silang antara nyamuk Wolbachia dengan nyamuk non-Wolbachia, diklaim dapat menghasilkan keturunan yang secara otomatis terpapar bakteri Wolbachia saat masih berupa telur.

Mengutip laman UGM, jika nyamuk Wolbachiajantan kawin dengan nyamuk betina non-Wolbachia, telur yang dihasilkan tidak akan menetas. Saat nyamuk Wolbachia betina kawin dengan nyamuk jantan non-Wolbachia, telur mereka tetap menetas dan keturunannya memiliki Wolbachia di tubuhnya.

Proses mengubah populasinyamuk Aedes aegyptiagar didominasi nyamuk Wolbachia hasil persilangan, memerlukan waktu sekitar enam bulan. Semakin banyak nyamuk Wolbachia yang beredar, dianggap bisa menurunkan risiko kasus DBD.

Cara kerja bakteri Wolbachia dalam mematikan virus dengue di tubuh nyamuk Aedes aegypti dilakukan dengan bersaing mengonsumsi suplai makanan. Virus dengue memerlukan asupan makanan cukup untuk berkembang biak. Ketika bakteri Wolbachia mengganggu rantai makanan virus dengue, proses replikasi berjalan lambat dan akhirnya mematikannya.

Jika nyamuk Aedes aegypti tidak lagi mengandung virus dengue, gigitannya pada manusia tidak lagi berbahaya. Risiko terkena penyakit DBD dapat ditekan maksimal.

Wilayah Indonesia yang Gunakan Teknologi Nyamuk Wolbachia

Nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia telah dilakukan penelitiannya sejak 2011 di Yogyakarta. Uji coba penyebaran nyamuk Wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, lalu diperluas. Pengamatan melibatkan perawat dan peneliti untuk melihat efektivitas bakteri Wolbachia untuk mencegah penyebaran virus dengue.

Penelitian ini diklaim menunjukkan hasil positif. Kasus DBD di lokasi tempat penyebaran nyamuk Wolbachia menurun sampai 77,1 persen. Di samping itu, jumlah pasien rawat inap akibat penyakit DBD juga berkurang sampai 86,1 persen.

Berdasarkan temuan ini, nyamuk Wolbachia efektif dalam mengendalikan kasus DBD. Gigitan nyamuk tidak lagi berdampak buruk bagi manusia. Bakteri Wolbachia juga aman dan tidak menginfeksi.

Teknologi Wolbachia turut melengkapi strategi pengendalian DBD yang berkasnya ikut masuk pada program Strategi Nasional (Stranas). Beberapa pilot project dilakukan. Penyebaran nyamuk Wolbachia diperluas ke lima kota yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontan.

Proyek tersebut berlandaskan pada Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot Project Implementasi Wolbachia sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue.

Baca juga artikel terkait NYAMUK WOLBACHIA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari