tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat defisit anggaran hingga semester I 2020 telah menyentuh Rp257,8 triliun atau setara 1,57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai ini setara 24,8 persen dari batas defisit sesuai Perpres 72/2020 revisi kedua APBN 2020 yang sebesar Rp1.039,2 triliun setara 6,34 persen dari PDB.
Capaian defisit selama Januari-Juni 2020 ini relatif lebih lebar 90,7 persen dari posisi 2019 secara year on year (yoy). Defisit hingga semester I 2019 waktu itu hanya Rp135,1 triliun atau setara 0,85 persen dari PDB. Nilainya setara 45,7 persen dari target APBN 2019.
“Defisit anggaran sudah terealisir Rp257,8 triliun. Dibanding tahun lalu (2019) maka tahun ini sudah 1,57 persen dari PDB. Lebih dalam dari tahun lalu yang hanya 0,68 persen dari PDB,” ucap Sri Mulyani dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, Kamis (9/7/2020).
Defisit anggaran ini terjadi akibat pendapatan negara hanya terealisasi Rp811,2 triliun selama semester I 2020. Nilainya setara 47,7 persen dari target ABPN sesuai Perpres 72/2020 di kisaran Rp1.699,9 triliun.
Pertumbuhannya tercatat negatif 9,8 persen yoy. Pada periode yang sama di 2019, pendapatan negara masih berada di kisaran Rp899,5 triliun atau tumbuh 7,9 persen dari periode 2018.
Sementara itu belanja negara lebih besar dari pendapatan negara. Nilainya sampai Juni 2020 mencapai Rp1.068,9 triliun. Nilainya setara 39 persen dari target APBN sesuai Perpres 72/2020 senilai Rp2.739,2 triliun.
Untuk membiayai defisit ini, pemerintah telah merealisasikan pembiayaan senilai Rp416,2 triliun. Setara 40 persen dari target APBN Perpres 72/2020 senilai Rp1.039,2 triliun.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz