Indeks Defisit Apbn

Defisit APBN pada November 2024 disebabkan adanya pendapatan negara yang lebih rendah daripada kebutuhan belanja negara yang meningkat.

Dalam APBN 2024, defisit dirancang sebesar 2,29 persen dari PDB atau secara nominal Rp522,8 triliun.

Defisit Agustus 2024 disebabkan oleh belanja negara yang tumbuh 15,3 persen secara tahunan, pada saat yang sama pendapatan negara turun 2,5 persen. 

Pembuatan utang baru oleh pemerintah terus meningkat drastis dari waktu ke waktu, terutama melalui penerbitan SBN.

Sri Mulyani optimistis defisit APBN 2025 bisa mengecil dari target yang sudah ditetapkan sebesar 2,53 persen dari GDP.

Nominal defisit tersebut mengalami kenaikan dari realisasi 2023 yang sebesar 2,29 persen dari PDB.

Menkeu Sri Mulyani bilang angka defisit APBN semester I turun hingga 55,8 persen dengan nilai Rp77,3 triliun.

Suharso minta Kemenkeu dan Komisi XI DPR menurunkan target defisit 2025 agar tersedia ruang fiskal untuk program Prabowo.

Piter sebut pemerintah tidak bisa mendadak membuat penerimaan negara melonjak tinggi.

Bhima Yudhistira melihat program makan siang gratis punya efek yang cukup mengkhawatirkan ke pelebaran defisit APBN.

Bank Dunia masih menunggu rincian program makan siang gratis, tentunya berpesan tetap pada
pagu defisit fiskal sebesar 3 persen dari PDB.

Sri Mulyani Indrawati mengumumkan kinerja APBN sampai 12 Desember 2023 mencatatkan defisit Rp35 triliun. Apa penyebabnya?

Sri Mulyani Indrawati mencatat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 defisit sebesar 2,85 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Kemenkeu mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp237,7 triliun sampai dengan pertengahan Desember 2022.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp169,5 triliun atau 0,91 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per Oktober 2022.

Wamenkeu Suahasil Nazara, optimistis defisit APBN dapat diturunkan di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023 mendatang.

Pemerintah tetap akan mempertahankan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berada di bawah 3 persen pada 2023.

Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang mencapai Rp331,2 triliun hingga akhir Agustus 2022.

Sri Mulyani Indrawati mengklaim, kondisi APBN sudah lebih sehat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari pembiayaan utang turun.