tirto.id - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Annas menjamin tidak akan ada lagi joki di seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) mulai tahun 2023.
Azwar Annas mengatakan sistem seleksi CPNS saat ini telah menerapkan pengenalan wajah (face recognition) yang dapat menangkal praktik kecurangan dengan menggunakan joki.
"Saya kira tidak bisa (kecolongan joki), karena sistem kita sudah tanpa jeda dan seluruh peserta yang ikut tes langsung di layar, di luar langsung seluruh orang tua bisa melihat hasil tesnya," kata Azwar Anas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Azwar Annas mencontohkan kasus penggunaan joki dalam seleksi CPNS di Lampung beberapa waktu lalu yang ketahuan karena terdeteksi melalui sistem pengenalan wajah.
"Di layar itu langsung ada face recognition. Begitu duduk akan mengerjakan soal pertama dicek adalah langsung face recognition cocok enggak. Nah, di Lampung langsung ,kelihatan begitu enggak cocok wah langsung kelihatan," kata Azwar Annas.
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Haryomo Dwi Putranto, mengatakan wajah setiap peserta akan terekam di pusat data atau server sehingga sulit digantikan oleh orang lain.
"Jadi kita sudah punya alat namanya face recognition untuk memastikan bahwa yang masuk itu adalah benar-benar peserta karena dia akan ketahuan, kalau tidak terkenal wajah dengan data yang sudah masuk ke dalam sistem pendaftaran SSCASN," kata Haryomo.
Terkait kasus joki CPNS di Lampung, Haryomo mengatakan pelakunya sudah ditangkap dan diserahkan ke pihak berwajib.
"Di Lampung itu kebetulan orang lain yang masuk, sudah ketangkap dan kita serahkan ke pihak yang berwajib. Jadi yakinlah bahwa tidak ada lagi joki-joki yang bisa menaruh orang lain untuk bisa ikut karena kita menyeleksi orang untuk bisa ikut tes itu mulai beberapa lapis," kata Haryomo.
Haryomo pun memastikan bahwa mereka akan memberikan sanksi pidana kepada joki. Selain itu, mereka juga akan memberikan sanksi larangan ikut seleksi kepada pengguna jasa joki.
"Kalau dia ketahuan dia tidak akan boleh daftar untuk selanjutnya termasuk yang tadi nama dipakai oleh joki yang lain. Itu otomatis tidak boleh," kata Haryomo.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto