tirto.id - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pemerintah akan menggunakan sistem pencatatan khusus untuk memantau angka keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dia menyebut, sistem pencatatan ini akan mengandalkan data dari Puskesmas, Dinas Kesehatan, hingga Kementerian Kesehatan. Angka-angka itu, katanya, akan dikonsolidasikan bersama oleh Kemenkes dan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Tadi sudah disetujui bahwa kami akan menggunakan angka sistem laporan yang sekarang sudah terjalin untuk keracunan pangan dari Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan Kementerian Kesehatan,” ujar Budi dalam konferensi pers Penanggulangan KLB pada Program Prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).
Budi menyebut bahwa sistem ini akan mengadopsi mekanisme pencatatan harian dan mingguan seperti yang digunakan saat pandemi COVID-19. Hal ini juga, katanya, akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Badan Komunikasi Pemerintah.
“Kami harapkan mungkin nanti kami akan berkoordinasi dengan Badan Komunikasi Pemerintah kalau perlu ada update harian, mingguan, atau bulanan yang seperti dulu kami lakukan pada saat COVID-19 itu kami bisa lakukan,” katanya.
“Bahwa dari sisi angka-angka yang terjadi keracunan yang terjadi kami sudah sepakat menggunakan sistem yang ada sekarang yang sudah dibangun laporannya dari level Puskesmas ke atas,” sambung Budi.
Sebagai informasi, sejumlah kementerian/lembaga kembali menggelar rapat koordinasi untuk mengevaluasi program MBG. Rapat ini merupakan lanjutan dari gelaran rapat yang diselenggarakan pada Minggu (28/9/205) lalu.
Rapat tersebut dihadiri oleh sejumlah menteri, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang, Kepala BPOM Taruna Ikrar, dan beberapa menteri lain.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































