Menuju konten utama

OJK: Indonesia Berpeluang Pimpin Industri Digital Global

Besarnya jumlah penduduk serta tingginya pengguna internet di Indonesia menjadi peluang memimpiin industri digital besar di dunia.

OJK: Indonesia Berpeluang Pimpin Industri Digital Global
Siswa dan mahasiswa belajar secara daring di pondok puncak bukit Merona, Desa Hinas Kanan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Senin (27/9/2021). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/pras.

tirto.id - Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara menilai Indonesia memiliki peluang menjadi lokomotif industri digital besar di dunia. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah penduduk serta tingginya pengguna internet.

Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2020, sebanyak 197 juta atau 74 persen dari penduduk Indonesia tersambung ke internet. Dari jumlah tersebut, sebanyak 95 persen pengguna internet mengaku terhubung internet setiap hari.

"Dan 20 persen diantaranya itu terhubungnya lebih dari delapan jam sehari," ujar Tirta dalam keterangan resminya, Kamis (7/4/2022).

Tirta mengatakan tingginya penetrasi internet itu sebagai dorongan dari dalam. Sementara itu, untuk dorongan dari luar berasal dari pandemi COVID-19.

"COVID-19 telah memaksa kita berubah dalam berinteraksi dengan sesama, intensitas pertemuan fisik jadi terbatas, dan digitalisasi menjadi opsi dalam model bisnis baru," jelasnya.

Menurutnya, fenomena tersebut kemudian mendorong lembaga keuangan untuk beradaptasi dalam rangka mempertahankan eksistensinya. Selain itu, juga untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih efisien dan tatap aman, cepat serta mengedepankan faktor kesehatan atau keselamatan diri di tengah situasi pandemi.

Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi dan Digital PT Pegadaian (Persero), Teguh Wahyono mengungkapkan, untuk beradaptasi pihaknya melakukan inovasi dan kolaborasi digital dengan sejumlah fintech P2P lending dan e-commerce untuk produk pembiayaan dan penjualan emas.

"Di era digital kompetisi sudah tidak relevan lagi, jadi fintech yang dulu katanya disrupsi sekarang kami berkolaborasi salah satunya dengan digital lending ini. Jadi mereka di depan dan di belakangnya tetap kami atau mereka punya teknologi, kami kerja sama mengadopsi teknologi itu," ungkapnya.

Di sisi lain, Group Head Enterprise Planning and Architecture PT XL Axiata Tbk, Ariadi Nugroho merasakan betul bahwa pandemi COVID-19 membawa perubahan besar pada perilaku masyarakat.

Dengan adanya Work from Home (WFH) dan sekolah dari rumah, XL mengalami peningkatan lalu lintas yang sangat signifikan sejak 2018 hingga 2021. Selain itu, pendapatan XL juga meningkat sebesar 200 persen dari 2020 sampai akhir 2021.

"Jadi memang COVID-19 ini membawa perubahan signifikan dari perspektif behavior customer dan apa yang mereka lakukan dengan data internet yang mereka miliki," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI DIGITAL atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto