Menuju konten utama

Neraca Perdagangan RI Surplus 5,16 Miliar Dolar AS di November

BPS mencatat neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus sebesar 5,16 miliar dolar AS pada November 2022.

Neraca Perdagangan RI Surplus 5,16 Miliar Dolar AS di November
Suasana aktivitas bongkar muatan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/6/2021). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus sebesar 5,16 miliar dolar AS pada November 2022. Surplus ini menjadi tren positif selama 31 bulan berturut sejak Mei 2020.

"Neraca perdagangan Indonesia sampai November 2022 ini membukukan surplus selama 31 bulan berturut-turut sejak Mei 202" kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah dalam rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Dia menjelaskan surplus pada November terjadi lantaran nilai ekspornya masih lebih tinggi dari pada impor. Di mana ekspor pada bulan lalu tercatat sebesar 24,12 miliar dolar AS. Sementara impor hanya 18,96 miliar dolar AS.

"Kenaikan surplus November 2022 jika dibandingkan tahun 2021 didorong oleh kenaikan ekspor sebesar 5,8 persen bisa dilihat pada grafik yang disajikan dan penurunan impor sebesar 1,89 persen," jelasnya.

Dia menuturkan surplus neraca perdagangan ditopang oleh surplus komunitas non migas mencatatkan surplus 6,83 miliar dolar AS. Dengan komoditas penyumbang surplus utama yaitu bahan bakar mineral HS 27, lemak dan minyak hewan nabati HS 15, serta besi dan baja HS27.

Sedangkan untuk neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar 1,67 miliar dolar AS. Adapun komoditas penyumbang defisit yaitu minyak mentah hasil minyak.

Berdasarkan tiga negara penyumbang surplus terbesar, Amerika Serikat (AS) masih menempati urutan pertama dengan nilai surplus 1,31 miliar dolar AS. Surplus ini terjadi akibat nilai ekspor ke AS mencapai 2,10 miliar dolar AS sementara impor 785,8 juta dolar AS

"Dengan komoditas terbesar yaitu mesin dan peralatan elektronik serta bagiannya HS85 sebesar 26,2 juta dolar AS.

Surplus selanjutnya diikuti oleh India dengan nilai 1,17 miliar dolar AS dan Filipina 1,02 miliar dolar AS. Surplus terbesar kedua negara tersebut disumbang komoditas lemak dan minyak hewan/nabati HS15 dan bahan bakar mineral HS27.

Sebaliknya, tiga negara penyumbang defisit terbesar terjadi pada Australia dengan nilai -519,1 juta dolar AS. Diikuti Thailand -321,6 juta dolar AS, dan Brasil -249,1 juta dolar AS.

Adapun penyumbang defisit terbesar dari ketiga negara masing-masing disumbang oleh bahan bakar mineral HS27, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya HS84 dan gula dan kembang gula HS17.

Baca juga artikel terkait SURPLUS NERACA DAGANG atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin