tirto.id - Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono mengatakan, terjadi peningkatan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi yakni musim kemarau yang terjadi.
"Sejauh ini kami mengikuti data penyakit ISPA dari beberapa daerah yang dilaporkan ke Kemenkes, secara umum dalam tiga minggu terakhir ada peningkatan kasus di Indonesia secara umum. Peningkatan cukup signifikan tapi tidak tinggi sekitar 3.000 [kasus] periode Agustus ini," ujar dia, kepada Tirto, Kamis (22/8/2019).
Total jumlah kasus tersebut hasil akumulatif dari beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Ia belum bisa merinci jumlah kasus pada masing-masing daerah.
Namun demikian, ia mengatakan jumlah total kasus penyakit ISPA baik saat musim kemarau atau penghujan tidak pernah menunjukan angka yang signifikan.
"Sebenarnya angka ISPA itu dikisaran itu [3.000]. Antara 1.000, 2.000, 2.500 dari laporan yang kami terima untuk seluruh Indonesia," ujar dia.
Meskipun jumlah kasus penderita ISPA mencapai 3.000 kasus pernah bulan ini. Anung mengatakan, belum ditemukan adanya kasus kematian akibat tersebut.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini kekeringan Meteorologis untuk Provinsi DKI Jakarta dan Banten.
"Berdasarkan analisis update 20 Agustus 2019, seluruh zona musim di Banten dan DKI Jakana telah memasuki musim kemarau. Diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," kata Kepala Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan, Banten, Sukasno, Rabu (21/8/2019).
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali