tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menganggarkan Rp8 miliar untuk memperbaiki 15 titik infrastruktur jalan nasional yang terdampak banjir Bali. Anggaran tersebut berasal dari dana tanggap darurat sehingga tidak mengurangi anggaran sebesar Rp1,5 triliun yang telah dianggarkan untuk proyek infrastruktur di Bali.
"Jadi ada 15 titik yang terkena dampak bencana banjir kemarin. Hampir semua sudah normal, kecuali Jembatan Muntur yang ada di Gianyar masih ada proses sedikit. Mudah-mudahan dalam waktu dua minggu paling lama, bisa selesai secara total," ungkap Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, ketika meninjau Underpass Simpang Dewa Ruci, Bali, Sabtu (20/09/2025).
Kementerian PU merinci terjadi kerusakan infrastruktur di 5 titik, yakni kerusakan jembatan di Muntur, Kabupaten Gianyar; kerusakan jalan di Jalan Kargo KM 4+800 dan KM 5+100, Kota Denpasar; amblasnya gorong-gorong Jalan Pekutatan–Antosari, Kabupaten Tabanan; amblasnya trotoar di Jalan Kosamba–Angentelu, Kabupaten Klungkung; dan kerusakan dinding pembatas jalan di Jalan Kosamba–Angentelu KM 54+100, Kabupaten Klungkung.
Sementara itu, terdapat 3 titik genangan banjir yang membutuhkan penanganan, yakni di Underpass Simpang Dewa Ruci, Kota Denpasar; Ruas Jalan Mengwitani–Batas Kota Denpasar KM 11+550; serta Ruas Jalan Ahmad Yani–Udayana, Kabupaten Jembrana KM 96+800.
Terakhir, terjadi longsor di 7 titik yang merusak jalan nasional, yakni di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Tabanan; Desa Sidan hingga batas Kabupaten Klungkung; Jalan Sudirman–Gajah Mada, Kabupaten Jembrana; Banjar Bunut Puhun–Bantas, Kabupaten Tabanan; Batas Kota Negara–Pekutatan, Kabupaten Jembrana; Jalan Cekik–Batas Kota Negara, Kabupaten Jembrana; serta dinding pembatas jalan di Jalan Mengwitani–Batas Kota Tabanan.
"Rata-rata kerusakan semua dan bersih-bersih. Kalau misalnya bekas longsor, harus dibersihkan," kata Dody.
Selain itu, Dody membantah terdapat masalah pada drainase Underpass Ngurah Rai yang berakibat pada banjir yang menenggelamkan jalur bawah tanah tersebut.
Menurutnya, permasalahan yang mengakibatkan sejumlah titik tergenang banjir di Bali adalah kondisi alam, sedimentasi sungai, dan keberadaan sampah di aliran air.
"Enggak (ada masalah di Underpass). Justru karena hujan sangat lebat, terus ada sampah di situ, sehingga kemudian air sungai meluap dan masuk ke Underpass. Kami baru bisa memompa saat kedua sungai di kiri dan kanan mulai surut. Mulai jam 2 siang sampai jam 12 malam, sampai kering," jelasnya.
Mengenai permasalahan sedimentasi sungai di Bali, Dody mengungkap sudah dapat anggaran untuk menormalisasi sungai yang dikucurkan setiap tahunnya. Menurut Dody, penyebab banyaknya sungai-sungai di Indonesia yang mengalami sedimentasi adalah kerusakan di hulu sungai.
Akibatnya, ketika hujan turun, air yang dibawa juga mengandung lumpur dan tanah. Hal tersebut, ungkap Dody, secara otomatis membuat sungai jadi semakin dangkal.
"Mungkin bisa dilihat, Waduk Muara ketinggian airnya sudah sangat tinggi. Ini menunjukkan sedimentasinya sudah sangat tinggi, jadi harus dikeruk. Ini mungkin ratusan ribu kubik sedimennya, perlu waktu lama mengeruk sampai segini besar. Bisa setahunan," terangnya.
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































